Brilio.net - Museum yang satu ini belum banyak diketahui publik. Selain hanya ada satu di Indonesia, museum ini juga relatif baru dibuka, yakni pada tahun 2014. Museum Sandi, namanya.

Museum ini terletak di tengah Kota Yogyakarta, tepatnya Jalan Faridan Muridan Noto No.21 Kotabaru. Di sinilah seluk beluk tentang persandian di Indonesia dibuka kepada masyarakat luas.

Menurut Anas Hilal, salah seorang pegawai Museum Sandi, konsep awal didirikannya museum ini karena Kepala Lembaga Sandi Negara saat itu Mayjen TNI Nachrowi Ramli ingin memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa sandi itu tidak misterius dan merupakan bagian sejarah dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. “Museum Sandi pada awalnya ingin dibangun di dua tempat, tapi akhirnya di pilih Yogyakarta karena memang tanah lahirnya sandi negara ya di Yogyakarta,” katanya.

Masuk ke museum ini kita akan langsung masuk menuju ke ruang introduksi. Di sini pengunjung akan mendapat penjelasan tentang latar belakang sandi dari Indonesia maupun luar negeri.

Selanjutnya pengunjung akan masuk ke ruang agresi militer I. Di ruang ini terdapat replika tempat di mana pertama kalinya dr. Roebiono Kertopati, Bapak Sandi Negara, mendapat mandat dari pemerintah untuk membuat Dinas Kode pada tahun 1946 untuk menyatakan bahwa Pemerintahan Indonesia masih ada. Di ruang ini pula terdapat buku kode C yang terdiri dari 10.000 kata yang disusun oleh Roebiono sendiri.

Selanjutnya pengunjung akan sampai di ruang agresi militer II. Anas menjelaskan, ketika tahun 1948 Belanda melakukan agresi militer kedua dan para anggota Badan Kode diburu Belanda hingga harus berpindah ke sebuah dusun di Kulon Progo. Dari sana para kurir kode mengantarkan pesan ke seluruh pelosok negeri.

Lalu pengunjung akan masuk di Ruang Nusantara. Di sini dipajang berbagai peralatan sandi yang pernah digunakan di Indonesia, maupun alat-alat sandi yang dibuat di Indonesia. Masuk ke ruang Sandi Global, di sini dipajang berbagai macam sandi yang digunakan dari Kekaisaran Romawi, Yunani, sampai Mesir Kuno.