Brilio.net - Tidak berbeda dengan kampung bahasa Inggris di pare yang hampir mayoritas warganya bisa berbahasa asing, di Kampung Prawirotaman pun demikian adanya. Yohanes Wagimin (52th) adalah salah satu tukang becak yang sudah sejak 1986-2015 berada di kawasan tersebut. Dia mengaku mampu berbahasa asing dikarenakan kebiasaan mendengar dari para turis.

"Awalnya dari sering denger bule itu ngomong, terus belajar dikit-dikit," kata Wagimin saat berbincang dengan brilio.net, Selasa (31/3).

Tak berhenti sampai di situ saja, perhatian dari pemerintah kota pun saat itu dirasakan oleh para tukang becak Prawirotaman. Mereka sampai diberikan pelatihan agar mampu berbahasa asing lebih fasih.

"Sama pemerintah juga sempat diajarin. Malah pernah dibikinkan kompetisi bahasa Inggris para tukang becak di kawasan ini," ujarnya bangga.

Namun Wagimin mengaku tak bisa jika harus mengajari bahasa Inggris kepada orang lain. Baginya, penggunaan bahasa Inggris hanya dipakainya untuk menawarkan jasa becak pada turis asing saja.

"Wah, ya nggak dong, kalau ngajarin itu ada tanggung jawab harus bikin pinter. Kalau ini kan cuma biar bisa nawarin para bule supaya mau naik becak kita," imbuhnya sembari tertawa.