Brilio.net - Kesuksesan Hanafi (33) dalam menekuni bisnis tampaknya tidak begitu direstui oleh kedua orangtuanya. Meski kini dia berhasil mengembangkan bisnis kafe, batu akik, burung dan jual beli properti, orangtuanya masih berharap pria asal Madura ini menjadi pegawai negeri sipil (PNS) saja.

Bermula dari kegemarannya nongkrong di warung kopi lesehan, Hanafi mencoba untuk berbisnis kafe pada tahun 2005. Alumni UIN Sunan Kalijaga jurusan Sejarah ini kemudian membuka kafe Mato Kopi yang berlokasi di Jalan Selokan Mataram, Sleman. Tahun 2012, pria beranak tiga ini selanjutnya membuka kafe kedua dengan nama Cangkir Jawa.

Curhatan pengusaha cafe sukses, tetap dipaksa orangtua jadi PNS

Selain berbisnis kafe, Hanafi ternyata mempunyai hobi lain. "Kesibukan saya sekarang mengasah batu akik," ungkapnya kepada brilio.net, Kamis, (26/3), sambil tertawa terkekeh. Dia mengakui kecintaannya terhadap batu mulia jauh sebelum ngetrend.

Tidak hanya itu, bisnis Hanafi ternyata cukup banyak. Dia juga berkecimpung dalam bisnis jual beli properti. "Saya juga suka sama burung. Dasarnya memang hobi," ujarnya.

Kendati karir pria asal Sampang, Madura ini cemerlang dalam berbisnis, nyatanya sampai saat ini kedua orangtuanya masih berharap dia mau menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di kampung halaman. "Orangtua pengen saya jadi PNS. Pakai sepatu, seragam, itu baru sukses," ungkapnya menirukan ucapan ibunya.

Meski demikian, Hanafi mengaku tetap bersyukur terhadap apa yang diraihnya saat ini. "Dengan berbisnis, semua hobi saya jadi tersalurkan," ujarnya sambil tersenyum.