Brilio.net - Sosoknya ramah, khas penduduk desa yang sangat santun dan polos. Sore itu, Jumat (27/3) brilio.net bertandang ke rumahnya di Desa Kemiri Lor, Kemiri, Purworejo, Jawa Tengah. Dirinya bercerita tentang gerakan donor darah yang dirintisnya bersama Mantan Lurah Zenri di tahun 1995. Pria itu bernama Marjuki, Sekretaris Desa atau Carik.

Marjuki membuka cerita tentang bagaimana awal mula didirikanya perkumpulan donor darah yang kini sudah terkenal di sekitar Kab. Purworejo itu. "Awalnya itu cuma niat jaga-jaga bantu yang butuh transfusi darah, belum terpikirkan jadi perkumpulan seperti sekarang," jelasnya.

Anggotanya pun saat itu masih sangat terbatas. "Kalau tidak salah sekitar 10 orang saja. Dari penduduk kelurahan sini, lalu Pak Mantan Lurah yang waktu itu masih menjabat Lurah mengajak beberapa temannya."

Cerita Marjuki merintis perkumpulan pendonor darah di Kemiri Lor

Dia mengisahkan ada cerita lucu waktu pertama kali anggota-anggotanya melakukan donor darah. Saking lucunya, Marjuki suka senyum-senyum sendiri ketika mengingatnya. "Lha wong waktu mau donor dari rumah saya mereka bilang siap, pas sampai PMI ada yang takut, pingsan," ujarnya disambung gelak tawa.

Kisah lucu lainnya dialami Marjuki sendiri sekitar tahun 2000. "Waktu itu kan ada perubahan jumlah darah yang diambil dari 250 cc ke 350 cc, nah saya dan teman saya waktu itu rasanya lemes, nggak tahu kenapa. Lalu saya minta istri buat rica-rica enthog, mbok menowo trus semangat lagi."

Kini dirinya bersyukur anggotanya sudah banyak, ada 52 orang. Banyak masyarakat di sekitar Kabupaten Purworejo yang menghubunginya ketika butuh darah.

PMI Purworejo pun sebenarnya meminta untuk menjadi anggota resmi, tapi pihaknya kurang berkenan. "Alasannya sepele, kalau jadi anggota kan donornya harus rutin, sedangkan kita nggak tahu kapan orang butuh darah. Lha kalau ada orang butuh darah sedang kita baru saja diambil darahnya kan nggak bisa mbantu," tutupnya.