Brilio.net - Tak bisa dimungkiri bahwa saat ini bisnis properti di Indonesia menjadi semakin berkembang. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya jumlah developer properti yang menyediakan desain-desain yang menarik untuk para konsumen.

Dan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh para developer agar produknya dilirik oleh para konsumen adalah tampilan desain yang jelas dan detail agar dapat semakin dimengerti. Dari situlah kemudian tiga mahasiswa Universitas Negeri Malang berinisiatif untuk membuat produk yang dinamakan VMAP (Virtual Mapping) berbasis leap motion.

Produk tersebut sebenarnya adalah sebuah aplikasi perangkat lunak touchless yang memanfaatkan leap motion device (hardware) yang nantinya hasilnya mampu meminimalisir biaya pembuatan maket bangunan yang dibuat oleh developer, cerita Erma Widayanti selaku salah satu penggagas produk tersebut pada brilio.net Minggu (7/6).

Canggih, mahasiswa ini buat desain maket ramah lingkungan

Erma menambahkan bahwa produk yang dia gagas bersama dua orang rekannya yaitu Angga Yustianza dan Novi Trisman Hadi itu juga bermanfaat bagi para konsumen developer property akarena VMAP dapat membantu mereka memilih bangunan atau gedung yang akan dibeli apakah ramah lingkungan atau tidak.

VMAP tersebut juga disertai penjelasan terkait materi yang digunakan, konsep desain, persentase penggunaan lahan, pencahayaan, sampai penjelasan tentang sirkulasi udara bangunan tersebut.

VMAP berbasis leap motion dikembangkan untuk memudahkan pembuatan desain bangunan ramah lingkungan secara detail dan nyata menggunakan instruksi tangan manusia. Aplikasi ini nantinya dapat memvisualisasikan desain bangunan ke dalam bentuk real atau nyata di setiap sudut ruang, lanjut mahasiswi jurusan Teknik Elektro tersebut.

VMAP berbasis leap motion ini sendiri sebenarnya merupakan salah satu produk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2015 ini yang mana pembuatannya bisa dibilang sangat mudah dan murah bila dibandingkan dengan maket bangunan yang selama ini ada.

Kalau biasanya pembuatan maket membutuhkan biaya sebesar Rp 5.000.000-Rp 90.000.000, VMAP berbasis leap motion ini hanya membutuhkan biaya Rp 2.500.000 dengan lama pembuatan hanya dua minggu saja.

Dan untuk saat ini sendiri, tiga mahasiswa ini sedang mengusahakan untuk mendaftarkan produk mereka pada Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) agar nantinya bisa digunakan oleh para developer property di Indonesia.

Wow, meskipun masih berstatus mahasiswa ternyata kreativitas dan inovasi mereka bisa bersaing dengan para profesional ya. That's great, then!