Brilio.net - Dari hobi bisa menjadi pundi-pundi rupiah. Itulah yang dibuktikan oleh Rendy Bharata Putra (25), pendiriyukbackpacker.com.

"Saya memang sukabackpacker-an," katanya soal alasan menekuni usaha ini. Yang membuat langkahnya semakin terasa spesial adalah adalah dia melakukannya sambil kuliah di negeriTirai Bambu.

Pria yang sedang meneliti tentangnondestructive testing(menguji beton tanpa merusak betonnya itu sendiri) ini mengaku bahwa kuliahnya mendapatkan sponsor dari pemerintah China. Semua ditanggung, mulai dari SPP, tempat tinggal, buku, asuransi kesehatan, uang makan, dan perjalanan lokal. Tapi bukan itu sebenarnya yang mendorong dia belajar di sana. "Saya tertarik dengan jembatan di China," tutur pria yang mengambil teknik sipil di Universitas Beihang.

Ketertarikan itu memang sejalan dengan hobinyatraveling. Makanya, sponsor belajar di China ini menjadi berkah lain. Selama di China, sambil belajar, Rendy membuka usaha bidangtravelingdengan nuansabackpackeryang murni. Bisnis ini hanya untuk membatu orang-orang yang ingin berwisata di China. "Jadi sebelum mulai jelajah, sudah kita kasih wawasan dulu mengenai sistem transportasi dan informasi lain," jawabnya.

Beruntungnya pria ini, kuliah gratis dan sukses bisnis travel di China

Ada beberapa paket tujuan yang bisa dipilih oleh pelanggan. "Semuanya dilakukan secaraonline," tutur pria asal Jawa Timur ini saat ditanya lokasi usahanya.

Untuk menjaga roda usaha ini tetap berjalan, Rendy mengajak beberapa teman karena dia sendiri juga disibukkan dengan kuliahnya. Dia juga sering merekrut mahasiswa yang mempunyai banyak waktu luang.

Pendapatan dari bisnis ini memang belum stabil untuk per bulannya. "Yang wisata juga lihat musim, masih belum bisa dirata-rata," ungkapnya. Hal ini masuk akal karena usaha ini masih tahap rintisan yang dimulai di awal tahun 2014.

Beruntungnya pria ini, kuliah gratis dan sukses bisnis travel di China

Meski masih baru, namun usahanya ini sudah mendapat respons positif para pelanggan, terutamabackpacker. "Tapi kalau mereka yang jarang jalan, ujung-ujungnya memilih untuk naik taksi," tambahnya.

Agar bisnisnya ini langgeng tanpa harus mengganggu aktivitas kuliah, maka Rendy memadatkan jadwal kuliahnya pada semester satu. Rendy juga mulai tertular dengan gaya belajar mahasiswa China. "Siswa China rata-rata menghabiskan hampir seluruh harinya di kampus," tandas dia.