Brilio.net - Kalau kamu berpikir untuk bangun usaha harus punya modal besar dulu, kamu salah besar. Buktinya, Ahmad Junaidi Basri (33) hanya bermodalkan Rp 30.000 saat mulai berjualan sate Madura tahun 2006 lalu. Kini, Junaidi sudah mempunyai warung makan khusus sate dan soto Madura di Jogja dengan omzet Rp 300 juta per bulan.

Saat itu, Junaidi yang merupakan warga Sampang Madura, merantau ke Jogja bersama istri dan anaknya untuk mengambil pekerjaan yang ditawarkan temannya. Tapi keberuntungan belum berpihak padanya, setelah sampai di Jogja ternyata pekerjaan itu sudah lebih dulu diserahkan ke orang lain. Padahal uang Junaidi sudah habis untuk keperluan hingga sisa Rp 30.000.

Dengan kemampuan membuat sate yang ia pelajari dari ayahnya, ia lalu memutar uang itu untuk membeli ayam dan perlengkapan jualan sate. "Uang itu saya belikan ayam setengah kilo. Waktu itu ayam masih Rp 15.000 per kilo. Sisanya saya belikan perlengkapan lain," terang Junaidi saat ditemui brilio.net di rumah makan Mr Teto, Selasa (14/4).

Sebanyak 30 bungkus sate dari uang Rp 30.000 itu pun cepat habis karena dihargai murah oleh Junaidi. Lewat keuntungan yang sedikit itu, ia semakin menambah jumlah dagangannya tiap hari.

Tahun 2010, usahanya berkembang hingga mempunyai lima gerobak sate. Tapi karena dagangan satenya berjalan stagnan saat ia membuka warung kaki lima, ia pun memberanikan diri untuk membuat perubahan. Kalau kebanyakan sate Madura hanya dijual dengan gerobak atau kaki lima di pinggiran jalan, ia ingin membuat warung makan khusus sate Madura.

Istilah 'cak' yang kebanyakan digunakan orang Madura dalam menamai usaha sate, ia tinggalkan. Nama "Mr Teto" yang merupakan singkatan dari Madura Sate dan Soto akhirnya menjadi pilihannya. Ia ingin membuat image baru terhadap sate Madura. Sate ia padukan dengan soto Madura yang tidak banyak diketahui orang. Ia pun membuat banyak variasi olahan terhadap sate Madura.

Berkat varian rasa yang ia tawarkan, saat ini usaha Junaidi semakin maju. Tiap harinya ia harus memproduksi 5.000-7.000 tusuk sate dengan omzet Rp 300 juta per bulan. Ia pun kini sudah menrapkan sistem delivery order untuk sate. Tertarik mengikuti jejak Junaidi?