Brilio.net - Dunia bisnis memang selalu memberikan keuntungan bagi mereka yang tidak mudah menyerah dan senantiasa mencoba. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh perintis usaha ojek sekolah, M. Fathur Reza.

Ide perihal ojek sekolah ini muncul dari permasalahan sederhana yang sering dijumpainya setiap hari. Hampir setiap harinya dia sering menemui kemacetan yang terjadi di daerah SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta dikarenakan mobil atau kendaraan yang mengantar anak sekolah. Kemacetan yang timbul pun kadang cukup parah.

"Ya, awalnya saya sering melihat kemacetan karena mobil-mobil orangtua yang mengantar atau menjemput anaknya pulang sekolah, permasalahannya adalah jalanan sempit ditambah kendaraan yang banyak membuat jalan kaki saja kesulitan di daerah sekitar sekolah itu," cerita Fathur kepada brilio.net, Kamis (4/6).

Usaha jasa ojek memang bukan hal baru lagi di Indonesia, namun ojek sekolah hadir dengan terobosan baru dengan hanya menerima jasa antar jemput anak sekolah. Hal ini tentunya menjadi kabar baik untuk orangtua supaya merasa tenang anaknya diantar oleh jasa ojek yang aman.

Fathur yang sedari kecil hidup di pondok pesantren dan telah mondok selama 10 tahun ini dirasakannya mampu membangun karakternya yang pekerja keras dan tidak mudah menyerah. Fathur sendiri sempat menempuh 4 semester sebagai mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pindah kuliah di STIEBANK.

"Sebenarnya niatan untuk pindah jurusan sudah lama muncul bahkan ketika duduk di semester 1, hanya karena kurang yakin saja, semester 2 muncul lagi, tapi sebagian teman-teman menyarankan saya untuk tidak pindah, karena sayang banget, sebagian menyarankan, karena mereka memang tau sekali, bahwa passion saya memang di bisnis. Nah baru semester 4 saya sangat yakin sekali dan akhirnya pindah" jelas Fathur.

Uniknya lagi, ojek sekolah ini memberdayakan mahasiswa sebagai tukang ojeknya. "Saya melihat banyak mahasiswa yang memiliki waktu luang yang banyak, banyak juga mahasiswa yang demi mendapatkan uang saku tambahan, mereka mereka bekerja part time, misalkan, jaga warnet, privat," tutur Fathur

Awal merintis Fathur hanya bermodalkan Rp 25.000 dan kini dia telah memiliki 40 orang pekerja yang hampir kesemuanya adalah mahasiswa. Meski kini bisnis tersebut terbilang sudah berjalan dengan lancar, namun di awal merintis pun perjalanan Fathur tidaklah mudah, kepercayaan klien kepada mereka yang masih kurang, kurangnya modal dan berbagai tantangan lainnya membuat dia sempat berpikir untuk menyerah.

Bermodal Rp 25.000, mahasiswa ini sukses bisnis ojek sekolah

Namun, setelah mendapatkan klien pertamanya yaitu anak SD Muhammadiyah Sapen, semangat untuk menghidupkan bisnis tersebut kembali digelutinya. Meski sempat diusir satpam saat menawarkan jasa di sekolah-sekolah, sekali lagi Fathur tidak menyerah.

Bisnis kreatif dengan ide cemerlang ini mendapat sambutan baik dari masyarakat. Bahkan ojek sekolah membawa dampak positif bagi berbagai pihak, mulai dari orangtua yang kemudian terbantu dalam hal antar jemput, kemacetan jadi sedikit berkurang, mahasiswa dapat belajar bertanggung jawab dan mahasiswa mendapatkan pemasukan tambahan.

"Cita-cita ke depan, yang pasti, semua orangtua yang memiliki anak yang sekolah di TK, SD,SMP,SMA, dan produktif ( bekerja siang dan malam ) di seluruh Indonesia bisa menggunakan jasa kami, tanpa terkecuali," harap Fathur.