Brilio.net - Saat ini semua masyarakat memang harus cerdas dalam memanfaatkan setiap peluang jika ingin sukses dan survive dalam kehidupan. Mengandalkan gelar saja tentunya tidak bisa dilakukan tanpa adanya kreativitas lain yang bisa dilakukan. Inilah mungkin alasan mengapa saat ini banyak sekali anak muda yang coba menekuni dunia bisnis untuk jadi lebih sukses dan juga mengangkat derajat keluarga. Salah satunya adalah sosok Syaputra Kamandanu Sofwan atau biasa dikenal dengan Danu Sofwan.

Siapa sangka kalau pria kelahiran Tasikmalaya ini sekarang menjadi salah satu anak muda yang memiliki usaha yang sukses. Dan kerennya lagi Danu mencoba mengangkat minuman tradisional Indonesia yaitu cendol dalam usahanya.

"Saya nggak mau ngikutin tren yang sudah ada karena saya akan ketinggalan, akhirnya setelah observasi mencuatlah nama cendol yang ternyata belum banyak yang tahu kalau cendol masuk minuman terlezat di dunia. Akhirnya saya niat membuat cendol kembali dilirik oleh masyarakat lagi," cerita Danu pada brilio.net Senin (25/5).

Pemikiran Danu tentu saja bisa dibilang cemerlang. Sebab, selama 11 bulan usaha yang dinamai Randol (Radja Cendol) itu telah memiliki 520 outlet dengan total omzet dalam kurun waktu yang sama Rp 3,5 miliar atau sekitar Rp 310 juta per bulan.

Tapi tentu saja kesuksesan ini tidak didapat dengan mudah. Sebelum tahun 2014 Danu mulai bisnis cendol, dia pernah mencoba lebih dari 10 usaha lain yang ternyata tidak berjalan dengan baik, seperti berjualan pakaian, sepatu, parfum, dan lainnya. "Saya belajar usaha mulai 2008, kebetulan saya tulang punggung keluarga dan itulah kenapa saya harus survive. Dari 2008 juga saya dan keluarga bisa dibilang sangat susah dan ada di bawah banget. Usaha Randol ini sebenarnya modalnya berasal dari gadai barang dan pinjam uang yang itupun nggak mudah," lanjut anak ketiga dari empat bersaudara ini.

Pria berusia 27 tahun ini juga mengungkapkan bahwa tidak mudah baginya untuk mendapat pinjaman uang. Saat itu dia sudah mencoba meminjam uang ke lebih dari 100 orang dengan cara door to door, tapi tetap ada saja alasan dia tak mendapat pinjaman. Sampai akhirnya, atas usaha kerasnya dia berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 15.000.000 sebagai modal awal untuk membeli perlengkapan berjualan, menyewa outlet, sampai mematenkan nama usahanya. Dan tak disangka, pada hari pertama berjualan dia langsung bisa mengembalikan uang pinjamannya itu.

Danu sendiri mengaku bahwa dia sama sekali tidak memiliki basic bisnis dan tidak sempat kuliah karena uang kuliahnya waktu itu dia coba gunakan membuka usaha namun gagal. "Saya sempat masuk kuliah tapi uang saya putar, rencananya supaya bisa untuk membayar kuliah juga untuk makan keluarga. Tapi nggak taunya saya ketipu, waktu itu usaha sepatu dan uang saya dibawa kabur sama brokernya padahal saya sudah transfer full. Akhirnya saya nggak bisa kuliah dan mulai usaha kecil-kecilan," ungkap Danu. Meskipun tidak bisa melanjutkan kuliah, Danu mengaku sampai saat inipun dia selalu menyempatkan diri belajar selama dua jam setiap pagi agar ilmuanya terus bertambah.

Untuk timnya pun Danu lebih banyak mempekerjakan mereka yang merupakan lulusan SD dan SMP yang juga merupakan tulang punggung keluarga dan memiliki semangat tinggi untuk belajar. Karena baginya pendidikan tinggi tanpa adanya semangat tidak akan menghasilkan apapun.

Sementara, semangat ditambah dengan usaha keras dan berpikir cepat itulah kunci seseorang bisa sukses. Karena semua jenis usaha pasti ada proses naik-turun dan memang harus mau bergerak dan berpikir sebanyak-banyaknya.