Brilio.net - Tahukah kamu bahasa yang kita pakai sehari-hari ternyata tak lepas dari 'campur tangan' Bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno. Bahasa Sanskerta mulai dikenal di Indonesia sejak zaman peradaban Hindu masuk ke wilayah Indonesia yang dibawa oleh pendeta dari India dan sekitarnya pada abad ke-5 M.

Kemudian budaya Hindu mencapai kejayaan pada abad ke-7 yang ditandai dengan banyaknya kerajaan Hindu yang berdiri di nusantara. Itulah kenapa bahasa sanskerta menjadi bahasa pertama yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa di nusantara.

Bahasa sanskerta diyakini sebagai bahasa yang 'tinggi' dan dipakai untuk keperluan agama dan ilmiah. Sehingga di India bahasa Sanskerta menjadi penanda status sosial seseorang karena hanya diajarkan pada mereka yang berasal dari kasta tinggi. Kata Sanskerta, dalam bahasa Sanskerta artinya adalah bahasa yang sempurna. Maksudnya, lawan dari bahasa Prakerta, atau bahasa rakyat.

Bahasa ini sebenarnya merupakan rumpun dari bahasa Indo-Eropa paling tua yang disebut-sebut sebagai bahasa klasik India. Bahasa Sanskerta kemudian berkembang dan memberikan pengaruh terhadap bahasa di anak benua India. Bahasa yang berasal dari Indo-Eropa tersebut kemudian menjadi cikal bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang kita pakai sehari-hari.
 
Kontak multilateral Indonesia dengan bangsa lain menyebabkan terserapnya kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Selain diperkaya oleh kata-kata dari bahasa-bahasa daerah di nusantara, kosakata bahasa Indonesia juga diserap dari bahasa asing antara lain Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris, China, dan lain sebagainya.

Banyak orang mengira, kata-kata seperti agama, durhaka, surga, neraka, pahala, dan dosa berasal dari bahasa Arab.  Tidak semua orang Indonesia menyadari bahwa sesungguhnya kata-kata tersebut diserap dari bahasa Sanskerta, yang memang lebih dulu masuk mempengaruhi bahasa-bahasa di nusantara.

Memang, dalam kehidupan masyarakat Indonesia selama ini, kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta banyak dipakai untuk ranah penting, resmi, dan pada tataran atas. Misal dasar negara Pancasila, semboyan integrasi nasional Bhineka Tunggal Ika, semboyan TNI Swabuana Paksa, Jala Sena Stri, Jalesveva Jayamahe, nama gedung Bina Graha, Graha Wiyata, Samapta Kridha Graha.  

Nama penghargaan nasional dari negara seperti Parasamya Kertanugraha, Pataka Parasamya Purnakarya Nugraha, Anugerah Adipura, Satya Purnabhakti Kencana, diserap dari kata-kata bahasa Sanskerta.

Ternyata banyak juga ya, bahasa Sansekerta yang dipakai di Indonesia. Selain itu banyak pula, orang tua yang memberikan nama anaknya diambil dari bahasa Sansekerta.