Brilio.net - Di saat anak-anak seumurannya masih duduk di bangku SMA, Moshe Kai Cavalin sudah dibebankan tanggung jawab yang lebih besar. Bocah 17 tahun tersebut dipercaya Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk mengembangkan teknologi pengawasan pesawat terbang serta drone yang akan jatuh dan mencari cara untuk menghindari hal tersebut.

Bukan tanpa alasan Cavalin diberi kepercayaan sebesar itu. Ia memang berbeda dari remaja pada umumnya. Di usia mudanya, remaja asal California, Amerika Serikat, itu sudah punya dua gelar sarjana, sukses menulis dua buku, bisa menerbangkan pesawat dan bekerja bagi NASA. Padahal lisensi membawa mobil pun belum boleh ia peroleh karena masih terlalu muda.

Baru 17 tahun tapi sudah bekerja untuk NASA, jenius banget ini bocah!

Meski sudah menyabet segudang prestasi di berbagai lintas bidang tersebut, Cavalin enggan disebut anak jenius. Ia merasa dirinya adalah anak biasa seperti anak-anak lainnya. Segala yang ia dapatkan, kata dia, berkat dukungan dan motivasi dari kedua orangtuanya.

"Kasus saya bukan kasus yang spesial. Ini hanya kombinasi dari peran orangtua, motivasi dan inspirasi," kata dia, seperti dilansir brilio.net dari People, Kamis (17/12).

Orangtua Cavalin, ibunya dari Taiwan dan ayah dari Brasil mengatakan anak mereka memang sangat cepat belajar sesuatu. Saat umur 4 bulan, Cavalin kecil menunjuk sebuah jet di langit dan menyebut kata 'pesawat' dalam Bahasa Mandarin. Itu adalah kata pertama yang keluar dari mulut Cavalin. Dia juga sanggup menyelesaikan problem Matematika di usia 3 tahun, bahkan sekolah tidak sanggup mengikuti kecepatan Cavalin. Akhirnya kala itu orangtuanya lebih memilih menyekolahkan Cavalin di rumah.

Baru 17 tahun tapi sudah bekerja untuk NASA, jenius banget ini bocah!

Pada umur 7 tahun, Cavalin sudah mulai menguasai Trigonometri. Di saat orangtuanya tidak bisa lagi mengajari Cavalin, Ibunya pun menyekolahkan Cavalin ke universitas setempat. Dan pada usia 8 tahun, Cavalin menjadi mahasiswa termuda di seluruh Amerika Serikat saat mendaftar masuk ke Universitas Los Angeles. Tak berhenti sampai di situ, prestasinya terbukti dengan hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan kuliah dengan IPK sempurna 4.0.

Baru 17 tahun tapi sudah bekerja untuk NASA, jenius banget ini bocah!

Tapi rupanya satu gelar sarjana belum cukup baginya. Di usia 15 tahun, dia kembali mendapatkan gelar Sarjana Matematika dari University of California. Tahun ini pada usia 17 tahun, Cavalin mengambil kelas online untuk meraih gelar master di bidang keamanan cyber di Brandeis University, Boston, Amerika Serikat. Tapi, karena penawaran kerja dari NASA, Cavalin terpaksa harus menunda penyelesaian gelar S2-nya.

Cavalin pun telah meluncurkan 2 buku yang berdasarkan pada kehidupan sehari-harinya. Yang pertama bercerita tentang pengalamannya menjadi korban bully di usia 8 tahun. Buku kedua ditulis saat usianya 15 tahun yang bercerita tentang kisah-kisah orang yang ia dengar. Dia mengatakan tujuannya dalam menulis adalah untuk menginspirasi orang-orang muda lain untuk lebih fokus pada pendidikan mereka.

"Saya menulis buku ini untuk menunjukkan kepada para pembaca bahwa saya tidak jenius. Mereka juga bisa mencapai hal yang sama seperti yang saya miliki dalam hidup saya sejauh ini," katanya.

Mentor Cavalin di NASA, Ricardo Arteaga mengatakan bahwa NASA tak mengabaikan bakatnya begitu saja dan langsung merekrutnya untuk mengerjakan proyek yang berkaitan dengan Algoritma Matematika. Arteaga mendefinisikan Cavalin sebagai pekerja serius dengan sisipan rasa humor. Selain itu menurutnya Cavalin memiliki etos kerja yang sangat baik di bidang Matematika, komputer dan teknologi penerbangan.

Di tengah jadwalnya yang sibuk, seperti remaja lainnya Cavalin masih menemukan waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari memelajari seni bela diri, memainkan piano dan memegang lisensi pilot. Di rumahnya, Cavalin juga memiliki banyak piala dan penghargaan dari turnamen bela diri.

Baru 17 tahun tapi sudah bekerja untuk NASA, jenius banget ini bocah!

Saat ini, Cavalin telah memiliki beberapa target untuk masa depannya. Setelah berulang tahun ke-18, Cavalin akan segera mengurus lisensi membawa kendaraan, sesuai dengan ketentuan hukum di California. Akhir tahun ini ia juga akan mengambil lisensi resmi penerbangan. Setelah itu, ia akan menyelesaikan studi S2 di Brandeis University, lalu menyambung ke studi S2 bisnis di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada akhirnya, Cavalin ingin membangun perusahaan keamanan cyber sendiri.