Brilio.net - Sosok Buya Hamka begitu istimewa. Dia tidak saja dikenal sebagai ulama besar, tapi juga politisi dan sastrawan. Kemampuannya bahkan diapresiasi hingga luar negeri, terbukti dengan diberikannya gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) oleh Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Tapi tahukah kamu bagiamana sosok Buya Hamka semasa kecilnya?

Dalam buku "Ayah" yang ditulis putra ke-5 Buya Hamka, Irfan Hamka, dijelaskan bagaimana Buya Hamka semasa kecilnya. Pria bernama lengkap H Abdul Malik Karim Amrullah itu lahir di Agam, Sumatera Barat pada 17 Februari 1908. Dia meninggal dunia pada 24 Juli 1981 pada usia 73 tahun. Hamka memiliki istri bernama Hj Siti Raham Rasul dan telah meninggal dunia 10 tahun lebih awal dari Buya Hamka, yaitu pada 1 Januari 1971. Buya Hamka memiliki pura dan putri berjumlah 12. Namun kini tersisa 8 orang keturunan Buya Hamka yang masih hidup.

Dalam pengantar buku itu, sastrawan Taufiq Ismail, menceritakan bagaimana Buya Hamka semasa kecil. Taufiq Ismail punya kedekatan dengan Buya Hamka, sebab ayahnya, A Gaffar Ismail merupakan junior 2 tahun di bawah Buya Hamka ketika di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Selain itu Taufiq juga pernah menulis dan mengunjungi kantor surat kabar Panji Masyarakat yang dipimpin Buya Hamka.

Diceritakan, Hamka kecil pernah menjahili juniornya itu. Dimintanya si junior memejamkan mata sambil membuka mulut. Lantas Hamka menggosok-gosok leher dengan telunjuknya hingga didapati daki sebesar biji jagung. Daki itu oleh Hamka dimasukkan ke mulut junior yang menurut begitu saja. Dituturkan Taufiq Ismail, Hamka kecil memang terkenal bandel pada waktu itu.

Namun jauh setelah itu, pada 1961 Buya Hamka dinobatkan sebagai Doktor Honoris Causa (HC) dari universitas tertua di dunia Al-Azhar University Cairo. Dia merupakan Doktor HC keempat dari Indonesia. Ayah Buya Hamka, Karim Amrullah merupakan penerima gelar Doktor HC pertama Indonesia dari universitas tersebut pada 1926, bersama seorang rekannya Buya Abdullah Ahmad.