Brilio.net - Berhasil masuk salah satu sekolah kedinasan yang paling terkenal di Indonesia ternyata tak menghentikan perjuangan Anta. Bagaimana tidak, masalah biaya kembali menghantui dirinya. Meskipun untuk biaya kuliah sudah ditanggung pemerintah namun tetap saja biaya hidup sehari-sehari tetap membuat Anta pusing.

"Waktu berangkat ke Tangerang cuma dikasih uang saku Rp 50.000 saja sama ibu. Itu buat tiket kereta," ungkap Anta kepada brilio.net, Senin (30/3). "Untung saya ada tabungan Rp 2,5 juta dari hasil jasa parkir dulu. Yang Rp 500.000 buat daftar awal kuliah, Rp 1 juta buat kos setahun dan sisanya buat makan sehari-hari sambil cari kerjaan."

Beruntung belum sampai sebulan di Tangerang, Anta sudah mendapat pekerjaan untuk menjadi guru les privat. Untuk akomodasi setiap harinya, Anta membeli sepeda bekas seharga Rp 150.000. Dari hasil mengajar itulah Anta bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya hingga lulus.

"Alhamdulillah sebulan bisa dapat Rp 800.000, yang Rp 400.000 buat makan sedangkan sisanya ditabung buat beli laptop dan lain-lain," tutur Anta.

Kesibukannya sebagai guru privat ternyata tak mengganggu aktivitas kuliahnya. "Bisa diaturlah waktunya, pagi buat kuliah, siang tidur sebentar lalu sore sampai malam mengajar," tambah pria berusia 24 tahun ini. "Kalau pas ujian ya habis pulang ngajar jam 9 belajar dulu sampai jam 1 lalu tidur, bangunnya subuh lalu belajar lagi."

Ketekunan Anta ternyata berbuah manis, pria Asal Tulungagung ini berhasil lulus tepat waktu dengan IPK yang sangat memuaskan yakni 3,57. Kini Anta telah diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Indonesia, Jakarta.