Brilio.net - Duka menyelimuti banyak warga atas kemtian bocah berumur 8 tahun, Angeline. Perasaan yang sama juga terjadi pada kalangan guru-guru di SDN 12 Kesiman Sanur, tempat Angeline bersekolah.

Menurut Putu Sri Wijayanti, Wali Kelas 2-B, Angeline dikenal sebagai bocah yang pendiam dan jarang bergaul dengan teman-temannya di sekolah. Angeline memiliki kepribadian tertutup dan terkadang tidak mengikuti pelajaran tepat waktu karena sering terlambat datang ke kelas.

Menurut dia, Angeline kerap terlambat karena harus memberi makan ayam peliharaan Margaret sebelum ke sekolah dan harus berjalan kaki ke sekolah. Bahkan, ia bersama guru lainnya sempat memandikan bocah malang itu karena penampilannya yang kotor dan bau kotoran ayam. "Saya pernah memandikan dia di sekolah. Kasihan, badannya kotor," ucapnya kepada wartawan di Denpasar, Bali, Rabu (10/6).

Melihat kondisi itu, pihak sekolah sebelumnya berencana mendatangi kediaman Angeline untuk menemui orangtua angkatnya setelah pelaksanaan Ujian Nasional. Namun, belum juga rencana itu diwujudkan, kabar duka berembus. Angeline tewas dibunuh dan dikubur di dekat kandang ayam pekarangan rumahnya.

Hingga kini polisi masih mengungkap kematian Angeline, walaupun dari hasil autopsi menyebutkan bahwa bocah itu mengalami kekerasan akibat terkena benda tumpul hingga menyebabkan ia tewas. Masyarakat Indonesia pun kini menunggu "jawaban" polisi atas pertanyaan-pertanyaan itu, mengungkap siapa pelaku dan motif pembunuhan yang melatarbelakangi akhir hidup Angeline yang tragis. Sejauh ini polisi baru menetapkan satu tersangka, yakni Agus (25) pembantu rumah tangga di kediaman korban.

BACA JUGA:

Diadopsi sejak usia 3 hari, Angeline tak dibuatkan akta kelahiran

Bocah Angeline hilang sejak 16 Mei ditemukan tewas dekat kandang ayam

#RIPAngeline jadi trending topic dunia

Akhir tragis Angeline di gundukan ketiga yang dibongkar polisi

Pilu Angeline diadopsi karena ibu kandung tak ada biaya melahirkan