Brilio.net - Limbah ampas tebu memang menjadi limbah tersendiri dari industri pabrik gula. Seharinya industri gula dapat menghasilkan berton-ton limbah tebu. Kebanyakan limbah tebu berakhir menjadi limbah dan tanpa pengolahan yang lebih lanjut lagi.

Namun sekarang limbah tebu yang hanya menjadi limbah buangan saja akhirnya mampu diolah menjadi campuran beton. Berbeda dari orang kebanyakan, tiga orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini membawa perubahan baru untuk dunia kontruksi.

Mereka berhasil mengolah limbah tebu menjadi campuran beton dan mengurangi penggunaan agregat serta ramah lingkungan. Adalah Aditya Wibawa Mukti, Hernawan Fajar dan Alfi Arifai ketiga mahasiswa tersebut.

Dengan inovasi beton ramah lingkungan ini, mereka pun berhasil memenangkan kompetisi beton nasional yang diadakan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. "Awalnya saya mempelajari beberapa literatur mengenai pemanfaatan limbah tebu ini menjadi beton, kemudian saya melihat limbah tebu juga jarang dimanfaatkan masyarakat, dari rasa penasaran itulah saya mencoba untuk membuat mix desainnya," ujar Aditya kepada brilio.net, Rabu (13/5).

Limbah tebu dibagi menjadi tiga jenis, yaitu limbah ampas tebu, limbah abu ampas tebu dan limbah ampas tebu dengan teraketel. Ketiga jenis limbah tebu ini mereka masukkan sebagai campuran ke dalam beton. Mereka mempertimbangkan untuk kekuatan dan ketepatan dari rancangan beton. Setelah 30 hari, mereka berhasil menciptakan beton yang memiliki kekuatan seperti beton normal namun terbuat dari limbah. Kekuatan beton yang mereka buat mencapai 30-37 Mpa.

Dari ampas tebu memang memiliki kandungan seperti silika yang dapat mengikat beton dan menambah kekuatan bagi beton itu sendiri. Sehingga dengan penambahan ampas tebu maka beton akan memiliki kekuatan yang baik dan tentunya ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi lokal.

Penggunaan dari beton ini pun diharapkan dapat dikembangkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengembangkan rumah yang baik dan mampu meminimalisir pengeluaran dana. Bahkan jika dikembangkan lebih lanjut, limbah tebu ini juga dapat dijadikan campuran batako ataupun paving block.

"Saya berharap semoga prestasi mahasiswa semakin banyak lagi, bukan di mana tempat kita berpijak, melainkan sekuat apa kita dapat terus berpijak," pungkas Aditya.