Brilio.net - Kamu pasti pernah menemui orang yang walaupun sudah disakiti lahir dan batin, tapi tetap mengaku cinta sama pasangannya. Terkadang orang bersangkutan sadar bahwa itu nggak benar tapi karena alasan hati akhirnya tetap melanjutkan hubungan.

Nah di sisi lain, ada tindakan-tindakan yang sebenarnya mengacu kepada kekerasan tapi justru dianggap sepele oleh kita semua, sebab dianggap sudah wajar terjadi. Padahal bisa berpotensi menjadi kekerasan yang lebih besar lagi bentuk tindakan dan dampaknya.

Sebagaimana dilansir brilio.net dari BUSTLE, Senin (7/12), berikut tanda-tanda pasanganmu melakukan kekerasan dalam hubungan kalian.

1. Cemburu berlebihan
Cemburu harus kamu waspadai sebagai tanda kekerasan dari pasanganmu. Cemburu berlebihan jelas tak baik. Misalnya saja setiap kali kamu pergi bersama kawan, sedang menerima telepon, atau kegiatan lain yang melibatkan orang lain, dia langsung cemburu dan menginterogasimu ini dan itu. Pada akhirnya melarangmu bertemu siapa pun, nggak boleh bermain media sosial dengan siapa saja, dan sebagainya. Intinya, kecemburuannya membabi buta dan 'overdosis'. Ingatlah, kecemburuan didorong oleh kebutuhan terhadap kekuasaan dan kontrol yang dapat beralih kepada kemarahan dan kekerasan dalam sekejap mata.

2. Marah
Kalau pasanganmu cepat marah, kamu kudu waspada. Terlebih kemarahannya sering tak berlandaskan alasan logis dan hampir setiap waktu. Nah, kemarahan ini menjadi sarana mengontrol kamu supaya nggak macam-macam sama dia.

3. Mengancam
Kalau pasanganmu sudah berani mengancammu, misalnya "Aku akan membunuhmu!", kamu juga harus mulai waspada. Sekali terucap, kemungkinan ke depannya akan terucap ancaman lain, dan merembet ke tindakan kekerasan yang lebih membahayakan. Maka kamu harus berpikir ulang meneruskan hubungan. Bagaimanapun, ancaman bukan kata-kata yang baik untuk didengarkan dan atau disampaikan.

4. Panggilan buruk
Kamu dijuluki si gendut saat SD bukan masalah walaupun terdengar menyakitkan. Tapi jangan terbiasa membiarkan orang mengolok-olokmu dengan sebutan jelek. Kamu juga punya harga diri. Nah, kalau yang memberikan julukan buruk terhadapmu justru pasanganmu sendiri, seperti 'bodoh', 'pelacur', dan panggilan buruk lainnya, dia sudah benar-benar melakukan kekerasan verbal. Jangan merelakan hidupmu bersama dengan orang yang hanya bisa mengancam keselamatan hidupmu.

5. Kontrol
Kamu pasti bisa merasakan mana larangan wajar dan mana kontrol. Larangan wajar selalu disertai alasan logis dan tanpa paksaan, apalagi ancaman. Namun kontrol, sudah melibatkan paksaan bahkan ancaman, dan tanpa disertai alasan logis. Kontrol di sini bisa jadi bukan hanya larangan bergaul dengan siapa, bahkan kamu harus hidup seperti maunya juga wujud kontrolnya ke kamu.

6. Kekerasan seksual
Kekerasan seksual bisa saja terjadi kalau pasanganmu memang memiliki kecenderungan menyimpang dalam sifat dan sikapnya. Selain bersikap kasar dan bersifat keras, dia bisa bertindak kasar saat melakukan hubungan seksual. Misalnya saja memaksamu melakukan hubungan badan tanpa kehendakmu, memaksamu melakukan hubungan badan dengan cara yang tak wajar, dan semacamnya. Kamu harus benar-benar mempertimbangkan bila ingin melanjutkan hubungan.

7. Intimidasi
Intimidasi adalah bentuk ancaman tanpa mengeluarkan kata-kata. Hanya cukup dengan bahasa tubuh yang memberikan kode bahwa kamu harus mematuhi permintaannya. Misalnya saja saat kamu salah bicara di depan orang lain, dia memberikan tatapan sengit yang menandakan bahwa 'kamu pantas mendapatkan hukumannya' untuk membuatmu merasa kerdil dan bersalah.

Nah, baik kamu cewek maupun cowok, perlu memahami pertanda di atas. Kalau memang bisa kalian obrolkan satu sama lain, atau butuh konselor untuk mendampingi mengatasi sifat dan sikap kasar pasangan, jangan ragu melakukannya. Tapi kalau pasanganmu sudah sering melakukan tanda-tanda di atas, bahkan lebih, sadarlah, kamu manusia yang punya harga diri. Kamu berhak hidup lebih baik dan layak daripada hidup bersama pasangan yang main kasar.

[crosslink_1]