Daging ayam memang gampang dimasak ke dalam berbagai olahan. Tidak heran, masakan dari ayam selalu jadi favorit dan sudah menjamur di Indonesia. Mulai dari ayam goreng, kremes, bakar, sate, gulai, soto, penyet, krispi, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ayam juga bisa dinikmati kapan saja. Mulai pagi, siang, atau malam hari. Akan tetapi, bagi kamu yang doyan dengan olahan ayam, sebaiknya mulai berpikir ulang. Lho, kenapa?
Berikut adalah 6 alasan agar kamu mau mulai mengurangi konsumsi daging ayam mulai sekarang, seperti dikutip oleh brilio.net dari organicauthority.com :
1. Lebih tinggi kolestrol
Faktanya kandungan kolestrol dari daging ayam sama besarnya dengan daging babi. Kebanyakan kolestrol merupakan penyebab utama serangan jantung. Nggak mau kan, kesehatan jantung kamu direnggut dengan sepotong daging ayam?
2. Mengandung bakteri salmonela
Berdasarkan penemuan di Amerika, 13% daging ayam terinfeksi oleh bakteri ini. Untuk mematikan bakteri, daging ayam harus direbus dalam suhu 80 derajat Celcius. Jika tidak, bakteri ini bisa mengakibatkan keracunan.
3. Penyebab kanker
Ketika daging ayam dimasak dengan suhu tinggi, maka bisa menghasilkan heteroclyclic amines. Zat tersebut bisa meningkatkan risiko kanker. Jadi serba salah kan, dimasak pada suhu rendah masih mengandung salmonela, diolah dalam suhu tinggi bisa sebabkan kanker.
4. Kandungan arsenik tinggi
Zat arsenik sudah menjadi hal yang biasa untuk mendorong pertumbuhan ayam. Bahkan zat ini juga dipercaya mampu menggendutkan ayam dalam waktu yang kilat. Efek unsur ini bagi manusia adalah bisa menyebabkan kelainan saraf dan dementia.
5. Sayangi payudara dan prostatmu dengan berhenti makan ayam
Olahan ayam bakar bisa menyebabkan kanker prostat dan payudara. Daging ayam yang dibakar mengadung unsur kimia PhIP yang tinggi. Kandungan itulah yang meningkatkan risiko terkena dua penyakit berbahaya tersebut.
6. Bakteri E.Coli
Sebanyak 65% ayam broiler telah terkontaminasi oleh bakteri ini. Hal ini bisa terjadi karena proses produksi (dari kandang) hingga distribusi ayam yang tidak bersih. Efek dari bakteri ini bisa menyebabkan tingginya gas dalam perut, kram perut, dan bisa bikin kamu muntah.
Selain itu, ayam juga bisa dinikmati kapan saja. Mulai pagi, siang, atau malam hari. Akan tetapi, bagi kamu yang doyan dengan olahan ayam, sebaiknya mulai berpikir ulang. Lho, kenapa?
Berikut adalah 6 alasan agar kamu mau mulai mengurangi konsumsi daging ayam mulai sekarang, seperti dikutip oleh brilio.net dari organicauthority.com :
1. Lebih tinggi kolestrol
Faktanya kandungan kolestrol dari daging ayam sama besarnya dengan daging babi. Kebanyakan kolestrol merupakan penyebab utama serangan jantung. Nggak mau kan, kesehatan jantung kamu direnggut dengan sepotong daging ayam?
2. Mengandung bakteri salmonela
Berdasarkan penemuan di Amerika, 13% daging ayam terinfeksi oleh bakteri ini. Untuk mematikan bakteri, daging ayam harus direbus dalam suhu 80 derajat Celcius. Jika tidak, bakteri ini bisa mengakibatkan keracunan.
3. Penyebab kanker
Ketika daging ayam dimasak dengan suhu tinggi, maka bisa menghasilkan heteroclyclic amines. Zat tersebut bisa meningkatkan risiko kanker. Jadi serba salah kan, dimasak pada suhu rendah masih mengandung salmonela, diolah dalam suhu tinggi bisa sebabkan kanker.
4. Kandungan arsenik tinggi
Zat arsenik sudah menjadi hal yang biasa untuk mendorong pertumbuhan ayam. Bahkan zat ini juga dipercaya mampu menggendutkan ayam dalam waktu yang kilat. Efek unsur ini bagi manusia adalah bisa menyebabkan kelainan saraf dan dementia.
5. Sayangi payudara dan prostatmu dengan berhenti makan ayam
Olahan ayam bakar bisa menyebabkan kanker prostat dan payudara. Daging ayam yang dibakar mengadung unsur kimia PhIP yang tinggi. Kandungan itulah yang meningkatkan risiko terkena dua penyakit berbahaya tersebut.
6. Bakteri E.Coli
Sebanyak 65% ayam broiler telah terkontaminasi oleh bakteri ini. Hal ini bisa terjadi karena proses produksi (dari kandang) hingga distribusi ayam yang tidak bersih. Efek dari bakteri ini bisa menyebabkan tingginya gas dalam perut, kram perut, dan bisa bikin kamu muntah.
(brl/swh)
