Brilio.net - Lagu Letto tidak ada yang tidak religi. Pernyataan itu disampaikan oleh Sabrang, sang vokalis Letto yang sebagian besar menggarap departemen lirik pada lagu-lagu Letto.

Bulan Ramadan biasanya menjadi langganan para musisi Tanah Air untuk berlomba-lomba membuat lagu religi. Namun jika diamati, Ramadan 2017 ini lagu-lagu religi memang sudah tak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Fenomena itu juga diamati oleh Letto, departemen 'pop romantis' asal Jogja yang sudah malang melintang di belantika musik Indonesia sejak tahun 2004. Pada sebuah video yang diunggah oleh Agus Riyono (Patub) sang gitaris Letto dari akun Instagramnya, Letto membeberkan kenapa selama ini tak pernah ikut menyemarakkan tembang religi saat Ramadan seperti band-band mainstream lainnya.

"Lagu Letto itu tidak ada yang tidak religi. Itu nomor satu. Yang kedua, kami tidak yakin pada diri sendiri bahwa apakah saat Ramadan itu kita 'memanfaatkan' Ramadan untuk kepentingan lagu religi, atau memang kita pengen bikin lagu untuk mendekatkan diri sama Allah," kata Noe, vokalis Letto, seperti dikutip brilio.net, Senin (5/6).

Menurut pria bernama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh itu, apabila seorang musisi tidak yakin apakah benar-benar bersih niatnya, sebaiknya tidak usah bikin lagu religi. Sebab jika keliru dan dipandang oleh orang-orang yang sangat kritis, musisi itu akan dinilai memanfaatkan Ramadan untuk sekadar urusan penjualan karya. Dan usai Ramadan, musisi itu akan dipertanyakan kenapa tak lagi membuat lagu religi.

"Makanya kita tidak pernah membuat album yang temanya religi. Karena kalau mau dibaca, semua lagu Letto itu religi. Tinggal seberapa dalam Anda membacanya," ujar Noe.

Cek videonya di bawah ini deh, untuk versi lengkapnya:

 

 

@Regrann from @kukuhhp - Apakah Letto akan membuat album religi di bulan Ramadhan ? ".. tidak ada lagu Letto yang BUKAN lagu religi. Kedua, kami tidak yakin dg membuat lagu religi itu apakah 'memanfaatkan' ramadhan, atau memang berniat mendekatkan diri kpd Allah. Ketidakyakinan itu membuat kita memilih utk tidak membuat lagu2 religi seperti yang lain.. " Karena ramadhan dan beragama itu tenanan, temen, bersungguh-sungguh. Ribet ya...? Ndak papa. Yang penting kami tidak menonjol2kan dan memaksakan pendapat kami kpd org lain. Monggo. Ini versi kami og. Anda bebas-bebas saja.. #lettoband - #regrann #letto #ramadhan #noe #sabrang #poso #lagureligi #religi

A post shared by Patub Mbel (@patubpatub) on

 

Lirik lagu Letto yang kini digawangi Noe, Patub, Dhedot, Ari, Widi, dan Cornel ini memang sudah kerap dibicarakan di beberapa forum atau diskusi musik. Sebut saja lagu Sandaran Hati pada album Truth, Cry and Lie (2005) misalnya. Lirik lagu ini sudah pernah ditulis ulang dan 'dibongkar' maknanya oleh beberapa blogger dan bahkan para mahasiswa untuk tema skripsinya.

Lirik Sandaran Hati itu ternyata bisa ditafsirkan dalam beberapa pandangan, ada yang bisa soal ibadah luas kepada Tuhan, ada pula yang menganggapnya liriknya tentang salat malam alias tahajud.

 

 

Selain lagu Sandaran Hati, lagu-lagu Letto lainnya memang dianggap sangat luas maknanya. Kamu bisa menganggapnya untuk ditujukan untuk seorang pacar, sahabat, keluarga, bahkan untuk Tuhan sekali pun.