Brilio.net - Penelitian menemukan bahwa orang yang bekerja secara shift lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dan masalah kesehatan.

Seperti dikutip brilio.net dari laman Dailymail, Kamis (21/5), para peneliti Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa orang dengan kerja shift cenderung mengalami gangguan metabolisme, seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi, dibandingkan mereka yang bekerja dengan jam tradisional 9-5, atau dari jam sembilan pagi sampai lima sore.

Selain itu, peneliti juga menyatakan bahwa orang yang bekerja shift juga mengalami jam tidur yang kurang dari seharusnya. Bahkan, sebuah penelitian yang hasilnya sudah diterbitkan dalam jurnal Sleep Health, kerja shift dapat memiliki efek merugikan jangka panjang pada tubuh.

Pemimpin penelitian Dr. Marjory Givens, dari University of Wisconsin menyatakan bahwa umumnya pekerja shift dilakoni kaum pria, kaum minoritas, dan mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Untuk cakupan pekerjaannya, kerja shift biasanya dilakukan oleh mereka yang bekerja di rumah sakit, bagian produksi sebuah perusahaan atau pabrik, atau industri perkapalan.

Para peneliti menggunakan data dari Survei Kesehatan Wisconsin, yang di mana data tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai penduduk di rumah maupun yang sedang bekerja di klinik, ditambah dengan pemeriksaan fisik.

Sekitar 1.500 orang tersebut dihitung body mass index (BMI) milik mereka untuk mengetahui mereka mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan melihat apakah mereka menderita diabetes tipe 2 atau tidak.

Hasilnya menunjukkan pekerja shift lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan sebesar 47,9%, dibandingkan para pekerja jam tradisional yang hanya 34,7%.

Informasi lain yang dihasilkan penelitian ini adalah pekerja shift mengalami antara lain:

1. Gangguan tidur seperti insomnia sebesar 23,6% dibandingkan pekerja jam tradisional sebesar 16,3%
2. Kurang tidur sebesar 53% dibandingkan pekerja jam tradisional sebesar 42,9%
3. Lebih mudah mengantuk sebesar 31,8% dibandingkan pekerja jam tradisional sebesar 24,4%

Nah, dari masalah tidur tersebut meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau diabetes.

Dan, walaupun masalah tidur tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan antara kerja shift dengan kelebihan berat badan atau diabetes, namun keterkaitan kuat terlihat di antara mereka yang memiliki waktu tidur kurang-kurang dari tujuh atau delapan jam per hari.

Dari hal tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa efek negatif dari bekerja shift dapat dihindari para pekerja shift kalau mereka mendapatkan tidur cukup.

"Penelitian ini menambah literatur yang sudah ada, yang menunjukkan bahwa beban kesehatan metabolisme pekerja shift akan berkurang kalau mereka tidur cukup," pungkas Dr. Marjory Givens.