Brilio.net - Kebahagiaan adalah salah satu hal yang paling penting dalam hidup, namun juga merupakan salah satu hal yang paling sulit untuk dipelajari.

Dilansir brilio.net dari Independent, Sabtu (2/11), Psikiater Robert Waldinger merupakan direktur Harvard Study untuk "Adult Development", salah satu penelitian terpanjang dan paling lengkap dari kehidupan dewasa yang pernah dilakukan. Waldinger menjelaskan beberapa rahasia kebahagiaan dari penelitiannya dalam program TED baru-baru ini.

Penelitian ini diikuti oleh dua kelompok dari orang kulit putih selama 75 tahun, dimulai pada tahun 1938:

268 mahasiswi Harvard sebagai bagian dari kelompok "Grant Study" yang dipimpin oleh psikiater Harvard, George Vaillant.

456 anak laki-laki usia 12-16 yang dibesarkan di dalam kota Boston sebagai bagian dari kelompok "Glueck Study", yang dipimpin oleh profesor hukum Harvard, Sheldon Glueck.

Para peneliti mengamati orang-orang tentang kehidupan mereka, termasuk kualitas pernikahan mereka, kepuasan kerja, dan kegiatan nasional setiap dua tahun. Selain itu juga dipantau kesehatan fisik mereka termasuk sinar X dada, tes darah, tes urin, dan echocardiograms setiap lima tahun.

Mereka kemudian mendapatkan satu temuan utama: Hubungan yang baik membuat kita lebih bahagia dan sehat.

Dalam pembicaraannya di TED, Waldinger menunjukkan tiga pelajaran penting tentang kebahagiaan, yaitu:

1. Hubungan yang dekat

Kamu ingin kebahagiaan sejati? ini dia resepnya foto: bocatc.org

Orang-orang di kedua kelompok studi Harvard yang dilaporkan lebih dekat dengan teman, keluarga, atau masyarakat cenderung lebih bahagia dan sehat daripada rekan-rekan mereka yang kurang sosial. Mereka juga cenderung hidup lebih lama. Sebagai perbandingan, orang-orang yang mengatakan mereka kesepian dilaporkan merasa kurang bahagia. Mereka juga memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih buruk, seperti dijelaskan di atas.

Sebuah review 2014 dari puluhan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Social and Personality Psychology Compass" menunjukkan bahwa kesepian dapat mempengaruhi jalan fungsi mental, tidur, dan kesejahteraan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit dan kematian.

2. Kualitas hubungan bukan kuantitas

Kamu ingin kebahagiaan sejati? ini dia resepnya foto: huffingtonpost.com

Pengaruh kualitas hubungan tampaknya agak tergantung pada usia. Ini bukan hanya pada sebuah hubungan yang penting. Studi Harvard menemukan, pasangan yang menikah yang mengatakan bahwa mereka berdebat terus menerus dan tingkat kasih sayang yang rendah satu sama lain. Penulis mendefinisikan sebagai "perkawinan konflik tinggi" benar-benar kurang bahagia dibandingkan dengan orang-orang yang tidak menikah sama sekali.

Namun, efek dari kualitas hubungan tampaknya agak bergantung pada usia. Sebuah studi 2015 yang diterbitkan dalam jurnal "Psycology and Aging" berdasarkan penelitian selama 30 tahun mengungkapkan bahwa jumlah hubungan orang berkaitan dengan usia, pada kenyataannya, hubungan terasa lebih penting bagi orang-orang usia 20-an, tapi kualitas hubungan memiliki efek yang lebih besar pada sosial dan psikologis kesejahteraan ketika orang-orang berusia 30-an.

3. Stabil, pernikahan yang mendukung

Kamu ingin kebahagiaan sejati? ini dia resepnya foto: chatelaine.com

Menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain ditengarai dapat mencegah penurunan mental. Studi Harvard menemukan, orang-orang yang menikah tanpa bercerai, berpisah, atau memiliki masalah yang serius sampai usia 50 akan lebih baik pada tes memori di kemudian hari daripada mereka yang tidak.

Penelitian serupa lainnya di jurnal PLOS ONE pada 2013 menemukan bahwa pernikahan, antara faktor-faktor lain, dikaitkan dengan risiko lebih rendah pada kerusakan kognitif ringan dan demensia.

Semua ini menunjukkan bahwa hubungan yang kuat sangat penting untuk kesehatan kita.

Masyarakat menempatkan banyak poin pada kekayaan dan bersandar di pekerjaan. "Tapi terus berulang, lebih dari 75 tahun ini, penelitian kami menunjukkan bahwa orang-orang yang bernasib terbaik adalah orang-orang yang bersandar pada hubungan, keluarga, teman-teman, dan masyarakat," kata Waldinger.