Brilio.net - Selain menggunakan shower puff, kamu pernah pakai loofah, kan? Loofah atau dalam bahasa Indonesia disebut oyong merupakan spons herbal dari buah oyong. Nah, ternyata kamu nggak boleh sering pakai loofah untuk mandi, lho. Tahu kenapa?

Sebagaimana dilansir brilio.net dari Huffington Post, Jumat (20/11), spons loofah menjadi sarang bakteri. Sebuah studi tahun 1994 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology menunjukkan bahwa aksesori kecantikan populer yang terbuat dari tumbuhan atau yang bukan plastik, dapat menjadi tuan rumah dan menyebarkan pseudomonas aeruginosa, yakni bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan.

Esther Angert, seorang profesor di departemen mikrobiologi di Cornell University, New York, Amerika Serikat, menyatakan bahwa loofah awalnya memang bersih dan higienis, namun seiring setelah kamu pakai untuk menggosok tubuh (dan mengelupas sel kulit mati di tubuhmu), kamu akan tinggalkan di kamar mandi untuk digunakan berikutnya. Nah, pada saat inilah bakteri bertumpuk di loofah tersebut.

"Lingkungan kamar mandi itu bagus, lingkungan yang lembap, menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara. Kondisi inilah yang membuat bakteri meraja lela," kata Angert.

Dan perlu kamu tahu, bakteri memakan setiap bahan organik, seperti sel-sel kulit matimu yang tertinggal di loofah. Michele Green, seorang dokter kulit berbasis di New York, mendukung pernyataan Angert. Green menyatakan bahwa kalau loofah basah atau tidak kering dengan benar, akan menjadi tempat subur untuk organisme tumbuh dan berkembang. Membuat kotoran dan bakteri dari loofah tersebut kembali ke tubuhmu pada pemakaian selanjutnya. Jadi, tak peduli sekalipun kamu campur dengan sabun aroma lavender, itu artinya kamu mandi menggunakan bakteri lavender. Iyuhh!

Jangan anggap sepele bakteri dari loofah ini, ya. Pasalnya, dalam kondisi yang mendukung, bakteri seperti staphylococcus akan menimbulkan infeksi staph. Selanjutnya akan muncul bermacam masalah kulit seperti koreng atau luka-luka lecet lain akibat bakteri. Nah, kalau kamu nggak segera menyadari itu asalnya dari loofah, maka lukamu akan semakin parah dan menyebar, seperti yang disampaikan oleh Jessica Krant, dokter kulit berbasis di New York sekaligus pendiri Art of Dermatology LLC.

Nah, lantas bagaimana harus mengatasi masalah ini? Berikut caranya:

1. Keringkan loofah
Krant menganjurkan agar loofah dalam kondisi kering sebelum kamu gunakan kembali. Tempatkan di dekat jendela terbuka supaya tidak lembap atau basah, karena loofah akan teraliri udara. Tapi sebelum meninggalkan loofah di dekat bagian yang berudara, pastikan mencucinya bersih setelah menggunakannya, ya.

2. Ganti dengan yang lain
Kalau loofah yang kamu pakai sudah berubah warna dan atau berbau tak sedah, segera ganti yang baru.

3. Taruh di microwave
Selain menggantung loofah di tempat berudara, kamu bisa memanaskannya di microwave beberapa hari sekali selama 20 detik saat basah. Tapi letakkan terlebih dahulu loofah di atas wadah yang tak mudah meleleh atau terbakar saat ditempatkan di dalam microwave, ya.

4. Putihkan loofah
Yup, pemutih bisa membersihkan spons loofah. "Kamu bisa merendamnya dengan larutan yang mengandung 5% pemutih," kata Angert. Cara ini akan membunuh bakteri, tapi memang menjadi aktivitas menjemukan.

Dari tips di atas, Krant justru lebih menekankan bahwa kamu nggak usah pakai loofah lagi. Kalau memang terpaksa pakai, jangan terlalu sering. Pasalnya, perawatan kulit tubuh itu kudu yang lembut, bukan yang justru menyakitimu dan membuat kulitmu gatal, kering, dan bersisik.

Jadi, yakin masih mau pakai loofah? Kesehatan kulitmu, lho.