Brilio.net - Kamu yang sering naik pesawat, pasti sering dong melihat atau bahkan hafal banget apa saja yang dilakukan oleh pramugrari ketika memperagakan prosedur keselamatan di dalam pesawat. Dari mulai penggunaan pintu darurat, pelampung keselamatan, sampai dengan penggunaan masker oksigen. Tapi tahu nggak sih, kalau masker oksigen dalam pesawat itu sebenarnya tidak berisi oksigen?

Menurut Arch Carson, seorang ahli kesehatan dari University of Texas, seperti dikutip brilio.net dari huffingtonpost, Kamis (7/5), oksigen yang terdapat pada masker sebenarnya berasal dari percampuran dua bahan kimia. Masker oksigen yang terletak di atas kepala penumpang ini ini biasanya akan turun secara otomatis jika tekanan udara dalam kabin menurun secara drastis. Ketika kamu menarik masker ke bawah, itu artinya kamu melepaskan bahan kimia sepeti berklorat dan besi oksida. Ketika dua bahan kimia ini tercampur, maka akan menghasilkan bau seperti terbakar. Reaksi kimia yang terjadi akibat percampuran bahan kimia inilah yang akhirnya akan berubah menjadi oksigen yang bisa kita hirup.

Masker oksigen dalam pesawat, lanjut Carson, mampu bertahan selama 12-20 menit. Waktu yang cukup lama ini akan dimanfaatkan oleh pilot untuk mencari posisi ketinggian yang tepat, sehingga penumpang tidak perlu lagi menggunakan masker oksigen.

Dan ingat, kamu mesti menggunakan masker terlebih dahulu sebelum membantu orang lain menggunakannya. Penggunaannya pun harus dengan cepat, karena jika dalam waktu 30 detik saja kamu tidak menggunakan masker, kamu mungkin saja berisiko mengalami pusing-pusing, bingung, mulai bahkan kehilangan kesadaran.