Brilio.net - Jika kamu melihat tikus, kamu bisa saja merasa jijik. Tetapi di mata peneliti, image hewan ini sangatlah berbeda. Hewan yang satu ini merupakan hewan 'kesayangan' bagi mereka. Pasalnya, tikus selalu menjadi objek percobaan dalam penelitian untuk menciptakan inovasi yang berbau ilmiah.

Tahukah kamu mengapa tikus sering dipilih sebagai objek percobaan penelitian yang berbau sains? Berikut adalah lima alasan yang telah terungkap mengapa tikus sering menjadi subjek dalam penelitian ilmiah dikutip brilio.net dari livescience.com, Jumat (1/5).

1. Hewan dengan tingkat reproduksi tinggi
Alasan yang pertama adalah tikus merupakan hewan yang tidak akan terancam punah. Penyebabnya adalah tikus memiliki proses reproduksi yang tidak terlalu lama. Selain itu, jangka waktu hidup mereka hanya berkisar antara dua hingga tiga tahun. Itulah mengapa tikus sering digunakan oleh peniliti dalam percobaannya.

2. Tikus gampang adaptasi
Selain dari sisi populasi, pertimbangan lain adalah perilaku tikus itu sendiri. Hewan ini sangat gampang untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu, bentuk tikus yang kecil membuat para peneliti mudah dalam menanganinya.

3. Harga tikus yang murah
Harga hewan ini tergolong murah. Hal ini akan menghemat biaya penelitian jika membutuhkan jumlah tikus yang banyak dalam percobaannya. Di sisi lain, tikus juga bisa dibeli dalam jumlah banyak.

4. Struktur tubuh tikus yang mudah dipahami
Perubahan pada struktur anatomi, fisiologi, dan genetika pada tikus saat percobaan lebih mudah dipahami oleh para peneliti. Selain itu, penyebab dari perubahannya juga mudah untuk dianalsisis. Itulah mengapa hampir 95% laboratorium menggunakan tikus dalam penelitiannya.

5. Karakteristik tikus yang mirip dengan manusia
Beberapa kajian tentang diabetes, obesitas, kanker, dan penyakit jantung menggunakan tikus dalam percobaannya. Hal ini dikarenakan karakter biologis dan tingkah lakunya yang mirip dengan manusia. Bahkan penyakit manusia juga bisa dimasukkan ke dalam tubuh tikus. Selain itu, struktur gen yang mirip dengan manusia juga membantu hasil penelitian yang lebih akurat.