Brilio.net - Kamu pasti sering mendengar orang bicara, "tergantung persepsi masing-masing orang", kan? Persepsi memang subyektif. Artinya, setiap orang bisa memiliki persepsi terhadap sesuatu secara berbeda. Termasuk persepsi melihat atau menafsirkan sebuah ilustrasi atau lukisan.

Sebagaimana lukisan surealis milik Salvador Dalí dari Spanyol yang sukses mempermainkan pikiranmu. Sebagaimana dikutip brilio.net dari IFL SCIENCE, Senin (25/4), salah satu karya Dalí yang terkenal adalah 'Slave Market with the Disappearing Bust of Voltaire'.

Karyanya ini sedang digunakan oleh para peneliti dari Glasgow University, Skotlandia, untuk meneliti tentang proses pengolahan informasi yang dilakukan otak. Bahkan studi ini telah dipublikasikan dalam Scientific Reports.

Karya Dalí tersebut sudah dibuat sejak tahun 1940 menggunakan cat minyak. Lukisan ini memuat nilai ilusi optik, di mana wajah filsuf Prancis bernama Voltaire yang 'tersusun' dari dua tokoh biarawati. Kamu nggak percaya? Coba cek gambar berikut ini:

Salvador Dalí_1 © 2016 brilio.net foto: "Slave Market with the Disappearing Bust of Voltaire" by Salvador Dalí, 1940. Wikimedia

Nah, meskipun kamu bisa melihat sosok biarawati di sini, kamu pasti menangkap gambar lain sebelumnya. Tampak seperti wajah orang? Itulah Voltaire.

Para peneliti mempelajari aktivitas otak partisipan saat mereka melihat lukisan Dalí tersebut. Kemudian mereka diminta untuk mengatakan gambar mana yang pertama kali mereka lihat.

Philippe Schyns, profesor yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan. "Kami menemukan sangat awal, setelah 100 milidetik paska stimulus diberikan, proses otak sangat spesifik menunjuk pada fitur mata kiri, mata kanan, sudut hidung, dan sudut mulut. Tapi kemudian sekitar 200 milidetik... kami juga menemukan bahwa otak mentransfer fitur dua belahan dalam kerangka kepala, membentuk representasi penuh dari stimulus yang diberikan."

Salvador Dalí_2 © 2016 brilio.net foto: Philippe Schyns et al./University of Glasgow/Scientific Reports

Di sini, misteri otak tetap berlanjut. Peneliti belum jelas menjabarkan mekanisme yang menentukan gambar mana yang terlebih dahulu dapat dilihat. Namun demikian, para peneliti terus berupaya melakukan penelitian lagi terhadap persepsi dan koginisi.

Kepada media BBC, Schyns mengatakan bahwa penelitian ini akan diaplikasikan membantu mengembangkan kemampuan robot guna mengelola data visual sehingga mereka bisa melihat dunia sebagaimana manusia, si pencipta robot.