Brilio.net - Jumlah pekerjaan yang tersedia kian meningkat, sedangkan keterampilan pekerja yang berbasis teknologi mungkin bertentangan.

Beberapa pakar dan bahkan beberapa akademisi berpikir bagaimana mudahnya teknologi baru akan mengotomatisasi banyak tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia. Hal ini tentu tak bisa dipungkiri bahwa teknologi mengubah sifat berbagai jenis pekerjaan. Sementara peran teknologi di tengah keterampilan manusia membuat banyak perubahan di berbagai aspek, salah satunya adalah penggajian.

Pengacara misalnya, semakin ke sini lebih banyak menggunakan analisis data ke dokumen penting dan kasus hukum untuk uji coba. Bahkan pegawai di departemen keamanan pangan, dalam beberapa kasus, tidak lagi hanya membantu klien dengan keamanan pangan, tetapi menggunakan analisis data dan perangkat lunak pemetaan.

Perubahan teknologi bukanlah hal yang baru, dan bentuk-bentuk teknologi yang semakin berkembang tersebut telah menjadi suatu Revolusi Industri. Laju perubahan yang sangat cepat ini mungkin lebih cepat dari yang masyarakat bisa beradaptasi, dan sebagai hasilnya, banyak dari masyarakat tersebut yang akhirnya menjadi pengangguran.

Jumlah lowongan pekerjaan sebenarnya telah terus meningkat, dan pelaku bisnis terus-menerus mengeluh bahwa mereka tidak dapat menemukan cukup pelamar kerja berkualitas. Perusahaan jelas masih ingin dan berniat untuk mempekerjakan orang-orang untuk melakukan pekerjaan, bukan hanya mesin. Kecerdasan buatan dan robot tidak akan menggantikan tenaga manusia secara keseluruhan.

Namun, ada banyak alasan untuk khawatir bahwa sejumlah besar pekerja tidak memiliki dan tidak belajar keterampilan yang atasan mereka minta. Beberapa berpendapat, ini adalah karena saat di bangku sekolah para pekerja tersebut dituntut untuk cepat beradaptasi dengan mengajarkan keterampilan bisnis yang diinginkan perusahaan di luar sana.

Lainnya berpendapat, ini adalah karena bisnis cenderung untuk memberikan pelatihan di masa lalu, dan tidak di masa sekarang. Sebaliknya, masalah yang lebih mendesak adalah bagaimana mengatasi pekerja yang memiliki standar menengah tersebut akhirnya mau meningkatkan keterampilannya untuk bisa mengimbangi kecerdasan buatan.

Makanya, keberadaan pusat-pusat pembelajaran menjadi sangat penting, misalnya Indonesia Learning Center yang dikembangkan General Electric (GE) bekerja sama dengan Garuda Indonesia, PLN, dan Pertamina. Lewat program ini, karyawan perusahaan bisa dilatih untuk ditingkatkan dalam hal kepemimpinan, pembinaan, komunikasi bisnis, manajemen perubahan, pengambilan keputusan, dan pengembangan tim.