Brilio.net - Wanita dijajah pria sejak dulu...

Setujukah kamu dengan salah satu lirik lagu Sabda Alam tersebut, ladies? Ogah banget kan, ya? Seperti yang sudah kamu dengar dan rasakan selama ini, semangat emansipasi wanita sudah selalu menggebu di kalangan wanita Indonesia. Di negara kita sendiri sudah bermunculan sosok-sosok wanita berpengaruh, misalnya saja mantan presiden Megawati, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, ternyata belum semua negara memberikan kebebasan bagi kaum wanitanya. Sebuah laporan baru dari ONE yang dirilis pada 7 Maret 2016, kala menyambut Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2016 keesokan harinya, menguji negara terbaik dan terburuk dalam mendukung peran serta atau kesejahteraan wanita. Tahun 2016 ditandai sebagai tahun kedua ONE merilis laporan "The Poverty Is Sexist" yang mengaitkan perbedaan pendapatan dan gender.

Para peneliti ONE menemukan bahwa ketidaksetaraan gender dan kemiskinan sering terjadi, walaupun tidak ada aturan yang dikembangkan terkait topik ini. Sehingga mereka berharap laporan lain terkait topik ini pada tahun ini akan membantu memicu perubahan aturan legislatif.

BACA JUGA: 10 Mama muda paling menawan se-Indonesia bikin cowok megap-megap, duh!

Dalam rangka untuk menentukan peringkat negara terbaik dan terburuk dalam menyejahterakan seorang gadis, ONE telah mendata dan meranking 166 negara berdasarkan tujuh pengukuran indeks, termasuk jumlah tahun si gadis masuk sekolah, kemungkinan dia meninggal saat melahirkan, dan persentase wanita yang memiliki rekening bank. Meskipun tidak ada ukuran yang sempurna, tapi pihak peneliti melihat faktor-faktor ini yang menjadi 'panduan logis' untuk kualitas hidup yang mungkin berlaku bagi wanita dan anak gadis di negara tertentu.

Dikutip brilio.net dari BUSTLE, Kamis (10/3), berikut tiga negara terbaik dan terburuk dalam menyejahterakan kaum wanitanya:

Negara Terburuk

1. Nigeria
Nigeria menjadi negara terburuk untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang wanita. Mereka menerima skor 0,064 dari satu pada indeks. Sebanyak 70% wanita di negara ini menganggap wajar kalau laki-laki selalu menang dan berhak mempermalukan dan melecehkan mereka. Menurut  Lisette Quesnel, seorang penasihat bidang kekerasan berbasis gender di Oxfam, Oxford, United Kingdom (konfederasi internasional yang bergerak dalam bidang mencari solusi atas kemiskinan dan ketidakadilan di seluruh dunia), hal ini terjadi karena mereka telah diindoktrinasi oleh keluarga, pemuka agama, dan masyarakat pada umumnya.

2. Somalia
Somalia dicatat sebagai negara terburuk kedua bagi wanita untuk tumbuh dan berkembang, dengan skor 0,106 pada skala. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), wanita di Somalia menanggung beban berat akibat ketidaksetaraan gender, mencakup kemiskinan, patriarki, dan budaya berbasis klan. Akibatnya, wanita di sini menghadapi situasi sulit tak terelakkan, menjadi sasaran mutilasi alat kelamin wanita, kurangnya peran serta dalam politik, dan pengangguran.

3. Mali
Negara Mali adalah tempat terburuk ketiga bagi anak perempuan tumbuh dan berkembang. Skor negara ini hanya 0,111 pada indeks. Sekalipun kaum wanitanya membuat keuntungan setelah kesepakatan damai tercapai tahun 2015 yang mengakhiri konflik bersenjata Mali selama ini, tetap saja kekacauan politik berlangsung. Namun begitu, presiden mereka telah berjanji rancangan undang-undang yang mengharuskan 30% kuota wanita di parlemen akan diberlakukan, walaupun sepertinya berjalan lamban.


MAU TAHU DAFTAR NEGARA TERBAIK MEMPERLAKUKAN WANITA?

KIRA-KIRA INDONESIA MASUK NGGAK YA?

KLIK NEXT DEH..

2 dari 2 halaman




Negara Terbaik

1. Norwegia
Norwegia menempati peringkat pertama pada skor indeks, yakni sebesar 0,956. PBB juga melaporkan bahwa wanita di Norwegia menikmati standar hidup tertinggi di antara wanita-wanita di dunia. Jadi, kalau kamu ingin sejahtera atau memiliki anak gadis yang tumbuh sejahtera, ke Norwegia saja.

2. Swedia
Swedia menjadi negara kedua terbaik dalam urusan tumbuh dan kembang anak gadis. Prinsip dasar pemerintah Swedia adalah kesetaraan gender. Banyak kebijakan legislatif yang menyoroti kesetaraan gender ini, misalnya saja pembuatan kebijakan memperbanyak cuti orangtua, pendidikan, representasi politik, upah yang sepadan, dan kekerasan berbasis gender.

3. Denmark
Denmark menjadi negara ketiga yang mampu mendorong kesejahteraan wanitanya, dengan skor 0,933 dari satu. Hal ini didukung pula dengan gerakan feminis yang sudah berjalan di salah satu negara Skandinavia ini. Dengan begitu, kesetaraan gender telah menjadi topik yang dihargai di sana.

Hmmm..., sayang sekali ternyata Indonesia belum masuk daftar ya? Namun terlepas dari peringkat baik atau buruk, semoga Indonesia selalu bisa menjunjung emansipasi wanita dari masa ke masa. Tetap semangat, ladies!