Brilio.net - Kabar meninggalnya Fidel Castro langsung menyebar ke seluruh dunia hari ini, Sabtu (26/11). Bahkan kabar kematian Fidel Castro langsung menjadi trending topic Twitter. Tapi selain banyak orang di dunia berduka, ternyata ada yang malah merayakan kematian pemimpin Kuba hampir setengah abad itu dengan selebrasi.

Seperti dilansir brilio.net dari Daily mail, Sabtu (26/11), sebagian besar warga Miami, Florida, Amerika Serikat, malah merayakan kematian Fidel Castro dengan turun ke jalan. Mereka banyak yang membawa panci dan menabuhnya. Klakson mobil, sorak suara, hingga tarian ditemui di jalanan Miami.

Kuba di Miami © 2016 dailymail.co.uk

Kuba di Miami © 2016 dailymail.co.uk

Miami merupakan rumah bagi ribuan masyarakat Kuba yang melarikan diri dari kepemimpinan Castro pada awal 1950-an. Lebih dari separuh populasi Miami adalah keturunan Kuba. Mereka mengungkapkan jika kematian Castro sudah ditunggu sejak lama karena mereka sudah mendertia bertahun-tahun karena Castro.

Daily mail menuliskan jika Castro membungkam kritik, menutup surat kabar independen, hingga memesan kematian 582 anggota pemerintahan dalam kurun waktu 2 tahun.

Di bawah kepemimpinan Castro, ribuan orang melarikan diri ke Miami karena takut penganiayaan dan kesulitan ekonomi akibat revolusi baru sosialis. Pada 1980, sekitar 125.000 orang akhirnya melarikan diri ke AS setelah Castro mempersilakan orang yang ingin meninggalkan Kuba.

Amerika Serikat dan Kuba merupakan musuh lama. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba dua tahun setelah Castro berkuasa pada Januari 1961. Castro kemudian menjalin hubungan dengan Uni Soviet.

Kuba di Miami © 2016 dailymail.co.uk

Setahun kemudian, Presiden AS John F Kennedy yang memerintah saat itu memberlakukan embargo ekonomi kepada Kuba dan melarang warganya mengunjugi negara yang dikenal dengan cerutunya itu.

Usaha untuk menggulingkan Castro pun dilakukan AS. Lima rencana untuk membunuh Castro, antara 1961-1963, dilakukan tapi tak ada yang berhasil. Krisis rudal Kuba pada 1962 membuat Kuba menyetujui tawaran Uni Soviet untuk menempatkan rudal nuklirnya di Kuba.

Pada 1980 di bawah kepemimpinan Presiden Carter, Amerika Serikat membuka kesempatan warga Kuba yang ingin lari dari negaranya ke Amerika. Sebaliknya, Castro malah mencabut larangan warganya ke As dan mempersilakan 125.000 orang bermigrasi ke Miami, AS.