Brilio.net - Saat ini, industri game di Indonesia sangat menjanjikan. Sebuah riset dari Newzoo mengatakan bahwa Indonesia adalah pasar game kedua terbesar di Asia Tenggara. Terhitung hingga tahun 2017, terdapat 43,7 juta gamer di Indonesia. Dari situ, industri game di Indonesia pada tahun 2017 memperoleh pendapatan yang cukup fantastis, yakni sebesar USD 879,7 juta.

Perkembangan industri game yang pesat ini kemudian membuka banyak peluang karier baru. Mulai dari pemain game profesional hingga komentator pertandingan game.

"Secara umum profesi di industri game ada 3, profesional player, talent, dan orang-orang yang di belakangnya. Talent ini seperti komentator, host, analis, dan pembuat konten. Sementara itu, orang-orang yang di belakangnya misalnya mereka yang mengatur jadwal latihan pemain, yang memastikan device gaming mereka baik-baik saja. (Profesi) ini akan hidup seiring dengan majunya e-sport," jelas Dedi Irvan, pendiri Jagad Review dalam lokakarya bertajuk #MulaiSuksesmu di Bidang Gaming dengan Intel di Yogyakarta, Kamis (24/5) lalu.

workshop intel gaming © 2018 brilio.net

Lebih lanjut, Dedi menilai generasi milenial ke depan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam mengeksplorasi dunia game. Meski begitu, memilih berkarier di industri game bukannya bebas dari hambatan.

"Kalau dari segi eksternal, gap generation ini jadi tantangan sendiri. Orangtua menilai game itu sarana rekreasi. Buat anak muda, game bisa dibawa ke ranah profesional. Kesetaraan gender juga. Pemain cewek biasanya ngumpet dulu. Baru kalau menang mereka muncul, 'ini lho gue, cewek'," lanjut Dedi.

Masih menurut Dedi, ada beberapa tips agar generasi milenial berhasil di dunia game. Salah satunya adalah pemilihan jenis game itu sendiri.

"Pertama fokus dan serius. Kalau bisa sih, cari game yang sport kalau ingin ke arah olimpiade. Lalu adaptasi, pantang menyerah itu jelas, terakhir manfaatkan teknologi terkini," pungkasnya.