Brilio.net - Taman hiburan merupakan salah satu tempat yang menjadi pilihan wisatawan untuk berlibur. Berbagai wahana yang disediakan di taman hiburan pun beragam, termasuk wahana rumah hantu yang menjadi favorit wisatawan.

Rumah hantu memang disulap menjadi temat yang sangat menyeramkan, tentu saja akan sangat gelap. Wisatawan pun dianjurkan untuk berhati-hati. Karena banyak kemungkinan yang terjadi bila wisatawan tidak berhati-hati. Seperti yang dialami oleh seorang wisatawan ini.

Dikabarkan dari Mirror.co.uk, Sabtu (23/9) seorang pria meninggal di wahana rumah hantu Buried Alive. Pria tersebut meregang nyawa setelah ditabrak peti mati mekanik. Saat itu, pria yang diketahui memiliki nama keluarga Cheung tersebut baru masuk selama lima menit ke rumah hantu untuk melewati tur perjalanan.

Rumah hantu yang berada di kawasan Ocean Park, Hong Kong, itu memang menawarkan sensasi pengunjungnya merasakan dikubur hidup-hidup dalam peti mati sebelum akhirnya bisa keluar dari peti mati setelah melewati labirin. Menurut pihak pengelola taman hiburan, pria tersebut sebenarnya sudah berhasil keluar dari peti mati. Hanya saja kemudian dia memasuki area yang terlarang.

“Pria tersebut masuk ke area yang sebenarnya adalah tempat staf melakukan beberapa pekerjaan pemeliharaan. Sesuai dengan peraturan taman bermain, tempat tersebut tidak boleh dimasuki oleh pengunjung,” ungkap perwakilan dari Ocean Park, Eva Au Yeung Yee-wah.

Setelah tertabrak peti mati, pria tersebut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ruttonjee. Namun nyawa pria itu tidak tertolong dan meninggal kira-kira pukul 2 siang waktu setempat. Kejadian ini mendapat perhatian dari Pemerintah Hong Kong yang langsung melakukan penyelidikan dan penutupan sementara wahana rumah hantu.

“Penyelidik akan melihat apakah tanda-tanda yang diberikan oleh pihak pengelola taman hiburan di dalam taman hantu sudah terlihat jelas. Sebab, dalam keadaan gelap pengunjung akan ketakutan dan tidak tahu harus berjalan ke arah mana.

Seharusnya area tersebut terkunci untuk umum atau dilengkapi dengan penerangan otomatis sehingga tanda bisa dilihat,” tutur ketua dewan peradilan dan panel hukum dewan legislatif Hong Kong kepada South China Morning Press.