Brilio.net - Beberapa wanita suka berjalan-jalan di pusat perbelanjaan sambil melakukan window shopping, melihat-lihat barang-barang di toko. Jika ada barang yang ditaksir, mereka tentu akan langsung membeli. Namun, kalau ternyata barang yang ditaksir dianggap terlalu mahal, mereka cukup cuci mata saja. Hal inilah yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Liz Yap.

Sayang, saat cuci mata sambil jalan-jalan di sebuah toko tas, Liz malah mengalami nasib apes. Ia kemudian menceritakan pengalamannya melalui akun Facebooknya. Menurut cerita Liz, kejadian yang ia alami terjadi pada Senin (23/10) di Johor Premium Outlet, Malaysia. Saat itu, Liz dan 4 temannya mengunjungi sebuah outlet yang ada di sana sekitar pukul 1 siang. Mereka berhenti di sebuah toko dalam waktu yang cukup lama.

Liz melihat sebuah tas hitam yang ia sukai. Namun, pada akhirnya, ia tidak jadi membeli tas tersebut dan meninggalkan toko itu.

Satu jam kemudian, Liz dan teman-temannya berhenti di luar sebuah toko lain. Tiba-tiba ia dihampiri oleh beberapa polisi dan menuduhnya telah mencuri.

"Kami bingung karena telah meninggalkan toko itu lumayan lama dan meminta bukti, tapi para polisi mengingatkan kami untuk bekerjasama," tulis Liz.

Dikutip brilio.net dari worldofbuzz, Jumat (27/10), saat Liz dan teman-temannya memasuki pos polisi, di sana sudah ada karyawan toko. Karyawan tersebut kembali menuduh mereka telah mencuri. Teman-teman Liz kaget dengan tuduhan tak berdasar dan meminta bukti. Karyawan toko kemudian mengatakan bahwa CCTV telah merekam aksi mereka saat mencuri.

Karyawan toko juga mengatakan bahwa sensor pintu rusak dan menyebabkan alarm pencuri tak berbunyi saat mereka keluar membawa barang.

Liz pun meminta polisi dan karyawan menggeledah barang-barang mereka. Tapi, anehnya para polisi tetap memaksa mereka untuk mengaku telah mencuri tas.

"Jika kamu mengakui, kamu hanya perlu membayar kompensasi dan kasusnya akan ditutup," ungkap petugas kepolisian.

Kedua belah pihak terus terlibat perdebatan sengit sampai mereka menunjukkan rekaman CCTV melalui ponsel. Sayangnya, rekaman itu terlihat sangat kabur dan tidak jelas.

"Rekaman CCTV itu memperlihatkan kami saat di toko pukul 2.20 sampai 2.50 siang saat aku melihat tas tersebut. Aku meletakkannya lagi ke rak setelah membuka tasku. Kebetulan, aku mengenakan bawahan berwarna hitam, jadi mungkin gambar kabur itu seakan menunjukkan aku memasukkan barang itu ke tasku," ujar Liz.

Mereka menggeledah barang-barang Liz dan sempat menuduhnya telah menyembunyikannya. Tapi, Liz tetap mengatakan dia tak bersalah.

Setengah jam kemudian, Liz dibawa ke kantor polisi dimana ia diinterogasi oleh polisi lainnya.

Awalnya Liz hanya ditanyai identitas, tapi kemudian polisi itu menunjukkan video dan memaksanya mengaku kejahatan yang tak ia lakukan.

"Dia mengatakan padaku jika aku tidak mengakuinya, aku akan dipenjara, tapi jika aku mengaku, aku hanya harus membayar tas itu," tambahnya.

Polisi tersebut juga mengatakan bahwa jika ia tidak mengaku, mereka bisa mengurungnya dan teman-temannya selama 7 hari. Polisi kemudian meminta teman-teman Liz untuk membujuknya agar mengaku. Namun, mereka menolak karena merasa tak melakukan kesalahan.

"Sudahlah, karena kamu tak mau mengaku, kamu akan membuat teman-temanmu ada di penjara bersamamu," ungkap si polisi pada akhirnya.

Untungnya kejadian yang dialami Liz berakhir dengan baik. Liz dan teman-temannya pun akhirnya dibebaskan usai seorang polisi datang.

"Kamu semua bisa pergi, pegawai memutuskan untuk tidak melakukan tindakan lebih lanjut karena kasihan padamu dan teman-temanmu. Kami hanya akan mencatatnya di laporan kami," kata salah seorang petugas polisi.

Lewat pengalaman yang dialami Liz, ia ingin memperingatkan orang lain agar lebih berhati-hati saat berbelanja. Beberapa warganet beranggapan bahwa kejadian yang dialami Liz adalah hasil persekongkolan antara petugas polisi dan karyawan toko. Mereka diduga berusaha mendapatkan uang dari pengunjung untuk dibagi rata.