Akbar, Putra, Rasnawati & Rahmawati (2019) menjelaskan bahwa pendidikan dalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik baik secara formal, nonformal maupun informal. Pada pendidikan formal, pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk siswa menjadi sumber daya manusia yang unggul untuk dapat berpikir dan bersikap logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dengan dibekali dengan kemampuan berpikir yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jelas akhir-akhir ini semua serba "kekinian". Tidak hanya gaya hidup saja yang berubah, ternyata cara belajar siswa juga berubah karena zaman. Guru juga harus peka dengan adanya perubahan zaman dan peka juga terhadap siswa pada zaman sekarang. Dalam sebuah proses pembelajaran, siswa seharusnya didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Menurut Firdaus dan Baisa (2019), pendidikan saat ini merupakan permasalahan yang sering menjadi bahan pembicaraan semua kalangan, baik kalangan pendidik maupun lembaga pendidikan hingga masyarakat.

Guru menjadi salah satu faktor permasalahan dalam pendidikan dan faktor lainnya menurut Bintari (2019) adalah siswa kesulitan belajar. Banyak faktornya, mulai dari malas belajar, tidak paham, hingga sulit mencerna materi yang disampaikan guru. Selain itu menurut Firdaus & Baisa (2019), guru yang kurang terampil dalam menerapkan metode dan strategi dalam pembelajaran maupun keterbatasan guru dalam memanfaatkan media dan teknologi dalam pembelajaran sehingga pendidikan saat ini masih relatif kurang dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Indiraini (2019) menjelaskan bahwa Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno mengatakan guru harus kreatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Lalu, apa yang guru harus lakukan?

Menurut Santrock (2011) dalam buku Educational Psychology, guru harus menggunakan cara mengajar kepada siswa dengan elaboration. Elaboration adalah memberikan materi pembelajaran menggunakan contoh yang dekat dengan dunia sehari-hari atau bisa dibilang dengan gaya belajar yang lebih mendetail. Penggunaan dari Elaboration ini mengacu pada lamanya informasi di dalam memori agar siswa dapat mencerna apa yang guru ajarkan. Dengan kata lain guru juga harus bisa menjadi kreatif dalam mengaplikasikan pembelajaran melalui contoh kehidupan sehari-hari menurut Umar & Ahmad (2019) agar siswa dapat melihat secara lebih rinci dalam berbagai situasi dan gagasan suatu pembelajaran.

Menurut Wahab (2019) guru yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang berbeda dari tahun ke tahun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan perubahan atau tantangan zaman. Guru kreatif sangat diperlukan untuk bisa mengisi proses pendidikan yang mampu menghasilkan manusia yang bisa mengubah dunia.

Guru yang kreatif menurut Munandar (dalam Aziz, 2019) harus sebagai berikut:

1. Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif;

2. Mengajukan dan mengundang pertanyaan;

3. Mengajukan pertanyaan provokatif. Untuk mengetahui kreativitas guru dalam mengajar, akan dianalisis dari beberapa indikator-indikator sebagai berikut:

a. Berpikir fleksibel (luwes). Guru dapat memberikan pertanyaan kepda siswa/siswinya, memberikan lebih dari satu jawaban, menguraikan masalah secara terperinci dan selalu melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang

b. Berani mengambil risiko. Guru mengajarkan ke siswa/siswinya untuk tidak takut mendapat kritik, bertidak yang pasti (tidak ragu-ragu) dan mengeksplorasi hal-hal yang baru

c. Berpikir orisinil. Guru dapat mengajarkan ke siswa/siswinya untuk mengungkapkan hal yang baru dan unik, memperagakan hal-hal yang sekiranya siswa/siswinya belum pernah melihat, menghargai hasil teman lainnya dan terampil dalam menilai atau mengevaluasi.

Kesimpulannya adalah, karena zamannya telah berbeda dengan dulu, guru harus kekinian atau lebih kreatif agar siswa/siswi dapat mengerti lebih dalam tentang apa yang guru jelaskan. Guru juga harus dapat menggunakan elaboration agar apa yang guru ajarkan kepada siswa/siswi tidak sia-sia dan siswa/siswi dapat menerima pelajaran dengan mudah.