Musim pancaroba terjadi saat peralihan dari musim kemarau ke penghujan dan sebaliknya. Angin bertiup kencang, debu beterbangan, udara panas, puting beliung biasanya jadi pertanda datangnya pancaroba. Pada musim ini, cuaca bisa berubah ekstrem dalam waktu singkat. Misal dalam sehari, cuaca yang tadinya panas terik, tiba-tiba turun hujan lebat yang tidak kita sangka sebelumnya.

Saat musim pancaroba berbagai penyakit bermunculan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Virus dan bakteri lebih gampang berkembang biak di musim ini di mana suhu udara berubah-ubah. Selain itu, suhu tubuh kita pun harus beradaptasi dengan perubahan suhu sekitar yang menyebabkan sistem imun menurun hingga kita pun jadi gampang terserang penyakit. Orang dewasa, anak-anak, bayi, dan para lanjut usia harus waspada agar tidak mudah terkena penyakit yang bisa saja berakibat fatal jika dibiarkan.

Untuk mengantisipasi, kenali jenis-jenis penyakit yang sering terjadi di musim pancaroba.

1. Demam berdarah dengue (DBD).

Virus dengue menjadi penyebab penyakit ini melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus. Gejala DBD seperti demam tinggi, mual, muntah, sakit kepala, adanya bintik-bintik pada kulit, nyeri di bagian belakang mata, otot dan sendi nyeri, badan lemas, perdarahan di hidung dan gusi.

Komplikasi DBD bisa berbahaya, mulai dari syok, perdarahan berat, hingga menyebabkan kematian. Untuk pertolongan pertama pada penderita dengan memberikan kompres hangat di bagian lipatan paha dan ketiak disertai minum obat pereda demam. Jangan lupa minum air putih yang cukup untuk memenuhi cairan tubuh. Segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Tahun 2017, di Indonesia sebanyak 59.000 kasus DBD di mana 7000 kasus masing-masing berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, 400 kasus berujung kematian. Kasus demam berdarah menjadi salah satu masalah utama di negara kita sejak tahun 1968 dan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Data tersebut diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dilansir dari alodokter.com.

Demi mencegah meluasnya penyakit DBD ini, kita perlu bertindak dengan melakukan aksi 3M Plus, yaitu:

Menutup dengan rapat tempat-tempat penampungan air

Menguras hingga bersih tempat penampungan air

Mengubur/memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi sebagai penampungan air tempat nyamuk bersarang

Tindakan plusnya adalah menaburkan bubuk abate di penampungan air, memakai kelambu ketika tidur, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi, menghentikan kebiasaan gantung baju, menanam tanaman pengusir nyamuk (seperti lavender, serai wangi, jahe dan seledri).

2. Zika.

Melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, virus zika menyerang kita terutama saat musim pancaroba. Nyamuk ini aktif di siang hari dan bisa berkembang di mana saja, terutama genangan air. Gejala zika muncul sekitar 312 hari setelah gigitan. Berlangsung sekitar tujuh hari, gejalanya antara lain demam, gatal, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mata memerah, punggung juga bagian belakang mata terasa nyeri, peradangan kelopak mata.

Selain melalui gigitan nyamuk, virus zika dapat menular lewat transfusi darah, hubungan intim dengan penderita, ibu hamil menular ke janinnya yang berisiko microcephaly pada bayi (otak tidak berkembang sempurna) hingga keguguran.

Untuk penyembuhan, harus banyak minum air putih, minum obat seperti paracetamol, dan tidak kurang istirahat. Pencegahan penyakit ini selain dengan melakukan aksi 3M Plus, lindungi tubuh dengan pakaian tertutup dan pakai lotion antinyamuk.

3. Influenza.

Saat musim pancaroba, virus influenza tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak pun sering terkena. Komplikasi dapat terjadi pada bayi berusia dua tahun atau kurang dan mereka yang berusia lanjut.

Sebagai upaya penyembuhan, harus beristirahat dan minum air putih yang banyak agar flu cepat mereda. Jika sakit tak sembuh, segera konsultasikan ke dokter untuk diberikan obat antivirus. Bisa juga melakukan vaksinasi setiap tahun untuk pencegahan terjangkit virus influenza.

4. Chikungunya.

Penyakit ini terjadi akibat gigitan nyamuk yang membawa virus chikungunya, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus juga jadi penyebab demam berdarah. Usia yang rentan terkena adalah mereka yang berusia lanjut, bayi baru lahir, juga orang-orang yang mengidap penyakit tertentu seperti diabetes dan jantung.

Gejala chikungunya mirip demam berdarah yaitu mengalami demam tinggi, sakit kepala, sendi dan otot terasa nyeri, ruam, lelah, mual berlangsung sekitar 37 hari setelah gigitan nyamuk. Penderita bisa mengalami lumpuh sementara akibat chikungunya walau kasus kematian jarang terjadi.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dilansir dari alodokter.com, tahun 2017 di Indonesia tercatat 126 kasus chikungunya terjadi di 4 kota/kabupaten dengan Sulawesi Tengah sebanyak 121 kasus dan Aceh 5 kasus tanpa terjadi kematian.

Untuk pencegahan penyakit chikungunya, sama dengan DBD dan zika, lakukan tindakan 3M Plus seperti di atas.

5. Asma dan alergi.

Asma muncul ketika ada radang pada saluran udara di tubuh kita. Berkegiatan di udara dingin bisa memperparah kondisinya. Di musim pancaroba rentan untuk kita terserang asma dan alergi udara dingin/panas, terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit tersebut bisa gampang kambuh. Batuk, bersin, pilek dan sesak napas adalah pertanda kita mulai terserang.

Sebagai antisipasi dan supaya tidak kambuh, perlu memakai masker saat keluar rumah dan tidak lupa obat pengontrol asma bagi penderita.

6. Diare.

Mengonsumsi makanan sembarangan dan tidak bersih dapat menyebabkan diare. Di musim pancaroba, angin kencang mudah membawa virus dan bakteri hinggap di makanan yang kita santap, masuk ke tubuh dan akhirnya terserang diare.

Untuk pencegahan, tentunya harus memperhatikan kebersihan makanan dan tak lupa cuci tangan hingga bersih sebelum menyantapnya.

7. Infeksi saluran pernapasan.

Ada dua jenis infeksi saluran pernapasan (respiratory tract infections) yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Infeksi saluran pernapasan atas (upper respiratory tract infections yang disingkat URI/URTI) yang menyerang tenggorokan, sinus, rongga hidung. Contohnya seperti sinusitis, laringitis, pilek dan tonsillitis.

Berbagai jenis virus dan bakteri yang menyerang pada infeksi saluran pernapasan atas adalah Influenza dan Parainfluenza, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Thinoviruses, Epstein-Barr Virus (EBV), Pertussis, Streptococcus grup A, dan Diphteria. Gejalanya seperti pilek, batuk, demam, sakit kepala, otot terasa nyeri, sakit tenggorokan yang semuanya terjadi sekitar 3 sampai 14 hari.

Untuk penyembuhan infeksi saluran pernapasan atas akibat virus, dapat mengonsumsi obat seperti paracetamol kalau mengalami demam. Kalau penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, dokter bisa memberikan obat antibiotik.

Satunya lagi adalah infeksi saluran pernapasan bawah (lower respiratory tract infections atau LRI/LRTI) yang menyerang jalan napas dan paru. Virus dan bakteri penyebabnya berupa Influenza A, H.infuenzae, Varicella-zoster virus (VZV), Human metapneumovirus (hMVP), Streptococcus pneumoniae, Respiratory syncytial virus (RSV), Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob dan Enterobacteria.

Infeksi saluran pernapasan bawah terjadi terutama saat musim hujan di mana anak-anak usia balita (bawah lima tahun) sering terjangkit. Batuk berdahak disertai lendir, demam, mengi dan sesak napas adalah gejala dari penyakit LRI ini. Contoh infeksi saluran pernapasan bawah seperti bronkhitis, bronchiolitis, dan pneumonia (paru-paru basah). Kontak langsung dengan penderita seperti sentuhan tangan, batuk, bersin, memegang benda yang sudah terkontaminasi dapat menularkan penyakit ini.

Cegah infeksi saluran pernapasan dengan melakukan 8 tips di bawah ini.

1. Tidak kontak langsung dengan penderita

2. Rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan badan

3. Selalu mengonsumsi makanan bergizi. Kita perlu asupan nutrisi supaya sistem kekebalan tubuh tetap terjaga jadi tidak gampang terserang penyakit

4. Hindari stres, lakukan hal-hal yang menenangkan pikiran seperti meditasi atau rileksasi

5. Tidak merokok ataupun menghirup asapnya

6. Cuci tangan dengan sabun usai beraktivitas terutama setelah memegang benda-benda kotor

7. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal

8. Menjauh atau tutup mulut dan hidung saat sedang batuk atau bersin

8 tips mencegah sakit di musim pancaroba.

1. Mengonsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin dan mineral seperti buah-buahan, sayuran, ikan, daging, telur. Makan makanan sehat dapat meningkatkan sistem imun dan tubuh pun terhindar dari penyakit

2. Istirahat yang cukup, hindari begadang. Kurang tidur menyebabkan tubuh lelah dan sistem imun menurun berakibat kita jadi gampang sakit

3. Rutin berolahraga seperti jogging, bersepeda atau jalan kaki, dengan begitu kesehatan tubuh tetap terjaga

4. Rajin minum air putih supaya cairan dalam tubuh terpenuhi sehingga semua organ berfungsi dengan baik

Selain itu, air juga berperan dalam mengedarkan oksigen, membuang zat-zat tak berguna dalam tubuh dan merupakan komponen penting untuk membentuk plasma darah. Minum air setidaknya 2 liter atau lebih dalam sehari

5. Mengonsumsi suplemen supaya daya tahan tubuh meningkat jika sistem imun dalam kondisi lemah dan konsultasikan ke dokter. Suplemen tersebut biasanya berupa vitamin C, vitamin B6 dan zat besi. Tidak perlu minum suplemen kalau tubuh sudah cukup ternutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi

6. Perhatikan kebersihan diri juga lingkungan sekitar. Rajin cuci tangan selesai beraktivitas dan sebelum makan, bersihkan area rumah dari sampah-sampah dan musnahkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak

7. Pakai masker untuk melindungi mulut dan hidung saat keluar rumah di musim pancaroba

8. Siapkan jaket, sweater, payung atau jas hujan sebelum keluar rumah sebagai antisipasi pada cuaca yang tidak menentu