Mutasi memang memainkan peran alami di dunia virus, terutama SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19. Semua orang sudah tahu tentang varian Alpha, Delta dan Lambda. Sekarang muncul varian AY4.2 yang merupakan Subvarian Delta. Varian ini disebut juga sebagai Delta Plus.

Varian ini ditemukan bulan September lalu di Inggris.Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengeluarkan laporan yang mengatakan sublineage Delta yang baru disebut AY.4.2 tercatat berkembang di Inggris. Badan tersebut mengatakan ada mutasi pada protein Spike (A222V dan Y145H) yang digunakan virus Corona untuk memasuki sel manusia.

Dikutip dari Healthline, Direktur University College London Genetics Institure Francois Balloux, PhD. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan, varian Delta sangat menular dan lebih tahan resisten dibandingkan varian aslinya. Spesialis Penyakit Dalam dan Paru di Lenox Hill Hospital di New York Dr.Len Horovitz menjelaskan, masa inkubasi virus yang lebih pendek membuat virus lebih cepat dan lebih mudah menyebar.

Varian AY.4.2 ini sudah ditemukan di Singapura dan Malaysia. Dua kasus pertama di Malaysia datang dari siswi yang baru saja pulang dari Inggris.

Sejauh ini varian AY.4.2 belum terdeteksi di Indonesia. Tapi tentunya sebagai tindakan pencegahan, kita meminimalisir jumlah orang yang masuk ke Indonesia. Pemerintah memastikan strategi yang telah ditetapkan, yakni karantina perjalanan, 3M, 3T, dan vaksinasi dapat dimaksimalkan. Tujuannya untuk mencegah segala macam varian baru masuk ke Indonesia dan meminimalisir terbentuknya mutasi baru di Indonesia.