Tradisi adalah salah satu bagian dari adat dan budaya. Disetiap Daerah di Indonesia pasti memiliki sebuah tradisinya tersendiri. Tradisi itulah yang menjadi nilai plus bagi indonesia untuk menarik wisatawan asing untuk datang ke indonesia. Ada satu tradisi unik yang akan kalian temukan di Kab.Banyuwangi tepatnya di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, yaitu tradisi ?Mepe Kasur? (menjemur kasur), yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Adha.

Masyarakat Desa Kemiren dan sekitarnya, menjemur kasur secara bersamaan di depan rumah warga, dan pada malam harinya di laksanakan selamatan Tumpeng Sewu (tumpeng seribu)

Ada yang unik dari tradisi Mepe Kasur ini, yaitu warna kasur yang seragam, yaitu warna hitam dan merah, hitam di bagian alasnya(dasarnya) dan merah dibagian pinggiran kasur. Pemberian warna merah dan hitam di kasur tidak semata mata agar kasur warga terlihat sama, tapi ada filosofi yang kaya makna. Merah memiliki arti berani dan hitam diartikan sebagai simbol kelanggengan rumah tangga. Karena jika kasur sudah dijemur kasur akan menjadi empuk kembali, sehingga lebih nyaman dan tidur seperti pengantin baru.

Tradisi Mepe Kasur (jemur kasur)ini tidak di lakukan dengan sesuka hati (asal asalan). Melainkan ada aturannya. Proses menjemur kasurberlangsung sejak matahari terbit sampai matahari sudah melewati atas kepala (menjelang sore).

Pada pagi hari (saat matahari terbit) kasur langsung di jemur di depan rumah warga dan pemilik kasur memercikkan air bunga di halaman mereka, bertujuan supaya terhindar dari berbagai bahaya dan penyakit. Apabila matahari sudah melewati kepala (bergeser ke barat) kasur - kasur harus segera dimasukkan ke dalam rumah. Jika kasur tidak di angkat sampai matahari terbenam, di percaya khasiat kasur untuk menghilangkan penyakit akan menghilang. Setelah kasur di masukkan ke dalam rumah dilanjutkan dengan acara bersih desa dengan mengarak barong dari ujung desa sampai ujung desa yang lainnya.

Setelah mengarak barong, dilanjutkan dengan berziarah ke makam buyut cili yang di percaya masyarakat desa sebagai penjaga desa. Dan malamnya warga bersama sama menggelar selamatan Tumpeng Sewu (tumpeng seribu), dengan lauk khas masyarakat banyuwangi yaitu pecel pithik (ayam panggang di bumbui parutan kelapa). Keunikan tradisi ini di tambah dengan dinyalakan obor di depan rumah warga.