Jika kita bicara tentang pemain muda calon bintang dunia, tentu kata 'La Masia' melekat dari para pencinta sepak bola. Bukan tanpa alasan, akademi Barcelona tersebut sudah mahir dikenal oleh pencinta sepak bola sebagai 'pencipta' pemain-pemain bintang masa depan. Sebut saja Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Carles Puyol.

Berkat kesuksesan La Masia, El Barca berhasil manjadi raja sepak bola Eropa mengandalkan para pemain lulusan akademi La Masia pada 2008/09. Pelatih Barcelona saat itu, Pep Guardiola menendang pemain2 senior seperti Ronaldinho, Deco, Edmilson, Zambrotta, Giovani dos Santos, kemudian ia memutuskan untuk memperkuat timnya dengan pemain akademi mempromosikan Busquets dan Pedro, serta memulangkan Pique dari Manchester United untuk berada di tim utama. Ketiga pemain itu bergabung dengan lulusan La Masia yang sudah menempati posisi tim utama sebelumnya, yaitu Victor Valdes, Carles Puyol, Xavi, Iniesta, dan Lionel Messi. El Barca untuk pertama kalinya mencatatkan rekor sebagai tim Spanyol pertama yang sukses meraih treble winners dan menjadi pencapaian terbaik sejarah dalam klub.

Transfer gila-gilaan, ada apa dengan Akademi Barcelona La Masia?

Namun, kedigdayaan La Masia tampak pudar beberapa tahun ke belakang ini, tidak ada nama baru yang tembus pada skuat utama El Barca. Sergi Roberto merupakan sosok terakhir yang mampu melakukan hal tersebut pada 2013 silam. Tapi karir pemain kelahiran Reus itu juga tidak sementereng pemain pendahulunya. Alih-alih mengangkat pemain muda dari akademi, musim panas ini El Barca kembali memanaskan bursa transfer dengan membeli pemain berlabel mega bintang, sebut saja salah satunya Antoine Griezmann dengan mahar 120 juta. Sebuah ironi, padahal Barcelona pernah menyindir Madrid dengan cuitan "Barcelona memproduksi pemain bintang, Madrid membeli mereka".

Lantas, ada apa dengan La Masia? jurnalis asal Spanyol, Xavi Torres, berusaha untuk mengungkap alasan jatuhnya akademi yang pernah disebut sebagai akademi sepak bola terbaik di dunia itu.

Penyebab utamanya menurut Torres yaitu kebijakan 'Masia 360' dari presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu yang berujung gagal. Proyek 'Masia 360' sebenarnya memiliki tujuan yang sangat bagus, tapi kemampuan Bartomeu menemukan sosok yang tepat untuk menjalankan proyeknya tidak berjalan mulus. Sehingga yang terjadi, akademi yang dijalankan berjalan percuma dan dana yang keluar besar menjadi sia-sia.

Transfer gila-gilaan, ada apa dengan Akademi Barcelona La Masia?

Kini ada 48 pemain yang tinggal di akademi tersebut. Kebanyakan dari mereka merupakan pemain tim cadangan dan juga pemain pinjaman. Belum ada lagi talenta terbaik La Masia yang benar-benar kelihatan untuk menjadi pemain bintang masa depan seperti Lionel Messi.