Akhir-akhir ini Indonesia kembali mengalami bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. Hal itu tak lepas dari posisi Indonesia yang berada pada wilayah Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) di mana terdapat kumpulan gunung berapi paling aktif di dunia serta Nusantara terletak di atas tumbukan tiga lempeng bawah laut yang terus bergerak. Lempeng Eurasia dari arah utara, Lempeng IndoAustralia dari arah selatan, dan Lempeng Pasifik dari arah timur.

Kejadian ini terus memicu meletusnya gunung berapi dan sering kali menimbulkan gempa bumi besar yang kadang disertai tsunami. Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang semuanya masih aktif.

Tindakan yang dilakukan sebelum, saat, & setelah gunung berapi meletus

Dahsyatnya letusan gunung berapi tampak dari kejauhan (foto: pixabay/Pexels)

Meletusnya gunung berapi atau yang biasa kita sebut dengan erupsi dapat merusak lingkungan bahkan berbahaya bagi mahluk hidup yang tinggal dan berada di sekitar lereng gunung berapi. Contoh gunung berapi aktif yang mulai menunjukkan aktivitasnya seperti Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat, Gunung Agung di Bali, Gunung Kerinci di Jambi, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda (Lampung), Gunung Bromo di Jawa Timur, Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Sementara itu, gunung yang dikenal paling aktif selama bertahun-tahun adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Kelud di Jawa Timur. Sejak tahun 1000 Masehi, Gunung Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dan Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali yang semuanya telah menelan ribuan korban jiwa.

Ketika gunung berapi meletus, akan mengeluarkan gas beracun, lava, lahar, pijar, dan tak kalah mengerikan adalah awan panas. Telah sering kita saksikan berita mengenai banyaknya korban meninggal akibat terkena awan panas dari gunung meletus. Aliran lava (magma yang keluar ke permukaan bumi dan meleleh melewati rekahan) bisa mencapai suhu di atas 1000 derajat celsius! Bayangkan betapa panasnya, tentu mampu merusak segala benda yang menghalanginya. Awan panas merupakan material vulkanik yang biasanya mengalir melewati lembah, terdiri dari batuan berat dan ringan, lava masif, butiran klastik yang bergerak berdasarkan gravitasi. Abu vulkanik, bahan material yang menyembur saat terjadi letusan. Lahar merupakan lava yang bercampur dengan air sungai maupun air hujan, batuan, lumpur. Semuanya dapat merusak apapun yang ada di sekitarnya.

Tindakan yang dilakukan sebelum, saat, & setelah gunung berapi meletus

Semburan magma berupa lava panas gunung berapi saat erupsi (foto: pixabay/WikiImages)

Status gunung berapi sebelum dan saat meletus ada empat tingkatan. Status Normal, merupakan tingkatan dasar di mana gunung berapi tidak menunjukkan aktivitas vulkanik, tidak berubah secara seismik, visual, dan masih cukup aman. Status Waspada, jika gunung berapi menunjukkan adanya kejadian vulkanik, aktivitas seismik, dan peningkatan di atas normal. Status Siaga, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas seismik dengan intensif, perubahan aktivitas kawah yang dapat berlanjut ke letusan. Status Awas, di mana gunung berapi akan segera atau sedang meletus yang dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan sekitarnya. Saat meletus di awal disertai dengan abu dan uap, dan letusan dapat terjadi dalam waktu 24 jam.

Tindakan yang dilakukan sebelum, saat, & setelah gunung berapi meletus

Letusan gunung berapi mengeluarkan abu vulkanik tampak dari atas (foto: pixabay/WikiImages)

Terutama bagi kamu yang memang berada dan tinggal di daerah sekitar gunung berapi, tentunya harus sadar akan risiko dan telah memiliki persiapan, termasuk tidak panik jika sewaktu-waktu terjadi letusan gunung berapi yang memang tak pernah diharapkan sebelumnya.

Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan supaya terhindar dari bahaya gunung meletus, antara lain:

Sebelum erupsi.

1. Sadar jarak dan level kerawanan lokasi rumahmu dengan gunung berapi.

2. Tetap memantau berita tentang status gunung berapi yang berada di dekat tempat tinggalmu.

3. Mempelajari tahapan proses gunung berapi ketika akan meletus sehingga kamu lebih siaga dan tahu kapan harus mengevakuasi diri.

4. Simak dan ikuti arahan dari petugas berwenang tentang status dan radius aman dari puncak gunung berapi.

5. Hapalkan jalur-jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang biasanya sudah ditentukan oleh pihak berwenang, jika sewaktu-waktu gunung meletus kamu tidak panik dan kebingungan karena sudah tahu kemana harus menyelamatkan diri.

6. Jika status gunung berapi meningkat, ajak keluargamu untuk menyiapkan segala keperluan penting sebelum terjadi letusan. Makanan, minuman, uang tunai, obat-obatan P3K, senter dan radio yang menggunakan baterai, baterai ekstra, pakaian hangat/selimut, masker, kantung tidur, dan kemas dalam satu tas ransel agar bisa langsung dibawa saat proses evakuasi.

7. Gunakan masker sekali pakai, pilih yang kerapatannya tinggi seperti N95 yang mampu menghalangi 95% partikel yang masuk ke hidung. Siapkan juga kacamata pelindung.

8. Diskusikan dengan orang-orang di rumahmu rencana untuk tetap berkomunikasi selama evakuasi saat erupsi terjadi.

Saat gunung berapi meletus.

1. Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tak aman, segera menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat merugikan diri sendiri.

2. Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu.

3. Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar dan lembah yang dapat berisiko terkena material dari gunung berapi.

4. Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak tak ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar dari menghirup debu vulkanik.

5. Hindari menggunakan lensa kontak.

6. Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu lama.

7. Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.

Tindakan yang dilakukan sebelum, saat, & setelah gunung berapi meletus

Lahar gunung berapi (foto: pixabay/kdvandeventer)

Setelah erupsi.

1. Pantau perkembangan kondisi terkini lewat radio.

2. Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu tersebut dapat merusak paru-paru.

3. Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi.

4. Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu vulkanik karena jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan yang berisiko merubuhkan rumah. Lakukan dengan hati-hati.

5.Hindari menyalakan AC jika ruangan rumah belum bersih dari abu vulkanik.
Mesin mobil dapat rusak jika terkena paparan abu vulkanik, sebisa mungkin menggunakan kendaraan lain saat keluar rumah.

Tetaplah waspada, pentingkan keselamatan diri dan keluarga, siapkan fisik dan mental, lakukan segala persiapan dengan matang sebelum bencana datang.