Terdapat beberapa waktu yang dalam Islam dianjurkan untuk tidak tidur, salah satunya adalah setelah sholat subuh. Hal ini bertepatan dengan banyaknya keberkahan di waktu pagi. Dalam beberapa hadits disebutkan, pagi adalah waktu yang paling baik untuk memulai aktivitas, karena pada pagi hari Allah menurunkan rezeki pada hamba-Nya. Rasulullah SAW sendiri telah meminta secara khusus kepada Allah untuk memberikan rezeki di waktu pagi.

Tidak jarang juga kita mendengar istilah "Rezeki akan dipatuk ayam" jika ada seseorang yang bangun kesiangan.

Melihat banyaknya keutamaan di waktu pagi, alangkah baiknya kita sebagai muslim yang baik memulainya dengan melakukan amalan yang menambah keimanan. Seperti mengerjakan sholat sunah setelah matahari terbit atau yang biasa kita kenal dengan sholat dhuha.

Keutamaan sholat dhuha
Sholat dhuha sendiri sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Dalam haditsnya yang diriwayatkan Bukhari-Muslim, Abu Hurairah berkata, "Rasulullah pernah berwasiat tiga hal kepadaku: puasa tiga hari dalam setiap bulan, sholat dhuha dua rakaat, dan witir sebelum tidur".

Sholat dhuha memiliki banyak keutamaan di dalamnya, karena itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Selain sebagai amalan harian Rasulullah SAW, sholat ini juga disebut dengan sholat awwabin yaitu sholatnya orang yang sering bertaubat.

Dalam hadits riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Majah menyebutkan, "Siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan".

Jika seseorang sering melakukan sholat dhuha dan terus menjaganya, maka ia termasuk orang yang taat dan tidak lalai sebagai hamba Allah SWT.

Dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

"Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan sholat dhuha dua rakaat."

Selain pahalanya seperti orang yang sedang bersedekah, orang yang mengerjakan sholat dhuha secara rutin akan dicukupkan rezekinya oleh Allah SWT.

Melihat banyak sekali keutamaan dalam sholat dhuha tentu saja akan sangat merugi jika kita melewatkannya.

2. Tata cara sholat dhuha
Tata cara sholat dhuha sebenarnya sama dengan sholat-sholat sunah lain pada umumnya, sholat dua rakaat dengan satu salam. Yang berbeda hanya terletak pada niat, doa dan waktunya.

Untuk jumlah rakaatnya dalam hadits disebutkan bahwa jumlah rakaat sholat dhuha minimal adalah 2 rakaat dan maksimal adalah 12 rakaat. Namun ada sebagian ulama yang tidak membatasi jumlah rakaat dalam sholat yang juga disebut sholat awwabin ini.

3. Niat sholat dhuha
Dalam madzhab Maliki dan Hanafi, mengucapkan niat sholat dhuha sebelum mengangkat tangan untuk takbirotul ihram tidak disyariatkan, kecuali bagi orang yang ragu-ragu dengan niatnya.

Kedua madzhab di atas berpendapat bahwa niat sholat dhuha cukup dilafalkan dalam hati saja. Karena hal ini adalah bid'ah (tidak dicontohkan Rasulullah SAW) dan khilaful aula (menyalahi keutamaan)

Sedangkan menurut madzhab Syafi'i dan Hambali, mengucapkan niat sholat dhuha sebelum takirotul ihram hukumnya sunah. Fungsinya adalah untuk membuat hati lebih khusyu', fokus dan mantap dalam menjalankan sholat.

Berikut lafal niat sholat dhuha:

"Ushollii Sunnatadh Dhuha Rok'ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa'an Lillaahi Ta'aalaa."

Artinya: "Aku niat sholat sunah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta'ala."

Secara ringkas berikut ini adalah tata cara sholat dhuha:
- Membaca niat sholat dhuha
- Membaca takbiratul ihram, diikuti dengan membaca doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surah Asy-Syamsi
- Melakukan ruku' dengan tumakminah
- Melakukan i'tidal
- Melakukan sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Melakukan sujud kedua

- Berdir lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surah Ad Dhuha
- Melakukan ruku'
- Melakukan i'tidal
- Melakukan sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Melakukan sujud kedua
- Duduk tahiyat akhir
- Mengucapkan salam

Jika rakaat lebih dari dua seperti 4 atau 8 rakaat, sholat dhuha dikerjakan dua rakaat salam, setelah itu baru ditambah 2 rakaat salam. Jadi mengulang 2 rakaat salam, dua rakaat salam.

4. Waktu mustajab untuk melakukan sholat dhuha
Waktu dhuha sendiri dimulai pada saat matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta mulai dari terbitnya matahari (sekitar jam 7 pagi) sampai beberapa menit sebelum waktu dzuhur tiba.

Menurut Imam Syafi'i dalam fikih manhaji, waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha kita dapat melihat tanda-tanda alam yaitu pada saat padang pasir sudah terasa panas dan unta mulai beranjak.

Dalam Nuzhatul Muttaqin karya Syaikh Musthafa Al Bugha dan empat ulama lainnya menjelaskan bahwa waktu sholat dhuha diimulai sejak matahari beranjak tinggi sampai matahari mendekati posisi tengah. Tetapi, waktu terbaiknya adalah saat matahari meninggi dan sudah terasa panas.

Dari penjelasan di atas lebih banyak dianjurkan untuk melihat tanda-tanda alam karena pada zaman itu belum ada jam. Sehingga orang bisa melihat dari tanda-tanda alam sebagai patokan.

Di Indonesia sendiri waktu sholat dhuha paling tepat menurut kesepakatan ulama adalah pada waktu jam 9 pagi, waktu tengah antara awal mulai sholat dhuha dan akhir sholat dhuha yang mendekati waktu dzuhur.

Oleh:Hameda Rachma