Sikap nasionalisme sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap warga negara. Dari pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli, yang paling menonjol adalah bahwa nasionalisme merupakan sikap atau hasrat yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai persatuan, cita-cita bersama dan juga kemerdekaan (Tysara, 2021). Mudahnya, nasionalisme merupakan sikap kepada cinta tanah air.

Fenomena nasionalisme sendiri muncul pada abad ke-18 berdasarkan konsep negara-negara Eropa. Hal ini menyebabkan konsep nasionalisme tentu dipengaruhi oleh modernitas Eropa saat itu. Namun, nasionalisme di Indonesia tidak dapat disamakan dengan nasionalisme di Barat. Bung Karno menyebut nasionalisme Indonesia dengan sebutan socio-nasionalism, yaitu nasionalisme yang anti-kolonialisme, saling menghormati dan juga menghormati bangsa lain (Miftahhudin,2018). Hal ini tidak terlepas dari pengalaman Indonesia sebagai negara terjajah yang melahirkan solidaritas untuk bangkit dan menjadi bangsa yang merdeka.

Sejak puluhan tahun lalu, nasionalisme menjadi isu yang terus dibicarakan di Indonesia. Bagaimana tidak, saat ini nasionalisme Indonesia mengalami degradasi. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai konflik antaretnik, agama, chaos, ujaran kebencian yang mengatasnamakan SARA, di mana sebenarnya penyebabnya adalah hal sepele yang tidak akan terjadi jika kita saling menghargai dan menerima perbedaan. Nasionalisme seharusnya menjadi alat yang bisa menyatukan perbedaan suku, budaya, agama, bahasa.

Era globalisasi dan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya ibarat dua sisi koin mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Kita banyak mendengar anak muda Indonesia yang berprestasi dan mampu memanfaatkan teknologi untuk membuat penemuan-penemuan baru yang memudahkan pekerjaan kita, namun berdasarkan penelitian tidak sedikit juga generasi muda kita yang terjebak dalam "The Pursuit of Wow" yang hanya bisa mengejar dunia bahkan melupakan masa depannya (Supardan,2011).

Budaya hidup hedonis, tawuran, seks bebas, dan banyak lagi kenakalan remaja lain yang dipelajari secara mudah melalui gadget. Kemajuan teknologi membuat budaya asing lebih mudah masuk ke Indonesia dan diakses oleh generasi muda kita. Bahkan di beberapa kondisi anak muda sekarang lebih mengenal budaya asing dibanding dengan budayanya sendiri. Hal ini terlihat dari beberapa video yang dibagikan dan beredar di media sosial, di mana anak-anak kecil bahkan tidak hafal lagu-lagu wajib dan juga nama pahlawan Indonesia. Hal ini akan berdampak pada kurangnya rasa bangga dan cinta kepada tanah air. Tidak jarang ditemui juga generasi muda yang lebih mementingkan tren dibandingkan budaya negaranya sendiri.

Melihat fenomena yang telah disebutkan sebelumnya, nasionalisme Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan yang begitu besar, yaitu mulai terkikisnya rasa nasionalisme pada generasi penerus bangsa ini. Jika pada zaman dahulu nasionalisme membuat pendahulu kita berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan bangsa, maka saat ini kita memerlukan nasionalisme untuk bisa tetap bertahan di tengah derasnya arus globalisasi.

Untuk mengahadapi budaya dari dunia luar, Indonesia harus selalu membina dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Sedangkan untuk membina dan mempertahankan nasionalisme bangsa Indonesia, persyaratan utama adalah kesiapan dan dan kegigihan serta fleksibilitas dalam menanamkan nasionalisme dalam sikap yang lebih mudah dipahami oleh generasi muda kita.

Sebagai generasi muda, kita perlu menyadari bahwa nasib bangsa Indonesia kedepan berada di tangan kita. Kita tentu sangat dianjurkan untuk mengikuti perkembangan zaman agar tetap bisa bersaing. Namun kita juga harus menyadari bahwa nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang ada dalam Pancasila harus dijadikan pedoman agar tidak melewati batas.

Sikap cinta terhadap tanah air juga harus tetap kita tumbuhkan. Pahlawan kita berjuang sampai mati demi kemerdekaan Indonesia, maka tugas kita adalah mempertahankan itu dan menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia adalah negara yang layak untuk diperhitungkan.