Tahun 2020 perang konsol terbaru akan segera terjadi dari dua raksasa industri video game dunia: Sony dan Microsoft. Sementara Nintendo santai di pojokan sambil menjual Switch yang laris di berbagai kalangan (mulai dari bocah sampai om-om Boomer), Sony dan Microsoft akan beradu otot dengan produk terkini mereka: Sony PlayStation 5 dan Microsoft Xbox Series X.

Kedua konsol ini jelas 'power house' alias bertenaga lebih besar daripada Switch-nya Nintendo. Secara tradisional perang konsol sejak awal milenium selalu antara Sony versus Microsoft (dalam hal power). Ini sejak PlayStation 2 dan Xbox lahir. Dan terus berulang di antara mereka berdua. Nintendo tidak ikut-ikutan bersaing di bagian kekuatan hardware dan fokus pada hal-hal personal untuk fans mereka seperti game 1st party dan game-game jadul (lewat Virtual Console).

Langkah pragmatis Nintendo terbukti berhasil menjaga tempat mereka sebagai satu dari tiga raja industri video game dunia tanpa banyak keluar modal menciptakan konsol bertenaga. Switch ada di urutan paling buncit untuk urusan power jika dibanding Xbox One dan PlayStation 4. Tapi untuk urusan penjualan unit? Dia peringkat kedua di bawah PS4 dan di atas Xbox One.

Sehingga itu membuktikan kalau otot bukanlah segalanya dari konsol video game; sesuatu yang pasti segera disetujui oleh Google Stadia. Yang utama adalah games. Games yang banyak, games yang seru, dan games yang eksklusif.

Strategi 'saling tunggu' Microsoft & Sony untuk perang konsol lanjutan

(Sumber gambar: VG247)

Langkah dan filosofi main aman Nintendo tidak diikuti oleh Sony dan Microsoft. Jika melihat sejarah, Sony selalu menghadirkan konsol game fail-proof atau kebal gagal dengan teknologi terkini saat konsol itu dirilis.

PS1 melihat hadirnya "CD-ROM Drive" sebagai media game saat dunia (baca: Nintendo) masih memuja cartridge. PS2 mengenalkan "DVD Drive"; sesuatu yang membuat Sony melesat jadi pemegang rekor konsol terlaris sepanjang masa. Dengan DVD Drive, PS2 berfungsi ganda sebagai DVD Movie Player. Ini hal keren di awal-awal tahun 2000 dan membantu Sony menjual banyak sekali PS2. PS3 dan PS4 menggunakan "Blu-ray Drive". Teknologi ini lahir dari Sony dan teman-temannya di konsorsium Blu-ray. Saat ini Blu-ray adalah format de-facto media piringan/disc. Blu-ray Drive digunakan juga oleh Microsoft di Xbox One, setelah Xbox dan Xbox 360 memakai DVD Drive standard (dan HD-DVD; format gagal pesaing Blu-ray).

Publik gamers harusnya masih ingat perang urat saraf antara Microsoft dan Sony menjelang lahirnya Xbox One dan PlayStation 4. Kedua perusahaan saling menunggu statement pihak saingan soal produk mereka. Dan Microsoft seperti dikerjain oleh Sony. Saat Microsoft dengan pede mengumumkan harga retail Xbox One ($499), Sony menyusul dengan mengatakan kalau PS4 akan lebih murah 100 dollar ($399) dari Xbox One.

Bagian paling menggelikan adalah saat Microsoft mengumumkan kalau Xbox One akan memiliki keharusan always online untuk bermain game (dikenal dengan mekanisme DRM/Digital Rights Mechanism). Tak lama kemudian, Sony meluncurkan video pendek (dibintangi salah satu petinggi mereka, Shuhei Yoshida) yang menunjukkan kemampuan pemilik PS4 untuk menggunakan disc game bekas atau meminjamkan disc game mereka kepada teman/orang lain. Artinya? PS4 bebas dari keharusan terkoneksi ke internet seperti Xbox One untuk bermain game.

Dua hal tadi menjadikan Xbox One bulan-bulanan pers dan pemain video game dunia sehingga mereka membatalkan sistem always-online DRM di Xbox One (walau bertahan dengan harga retail yang sudah diumumkan).

https://www.youtube.com/watch?v=kWSIFh8ICaA

Saat ini sepertinya Microsoft sudah belajar dan kapok dikerjain oleh Sony, dan Sony sendiri sepertinya masih ingin mengulangi strategi tunggu lawan berbuat apa yang sukses saat rilis PS4 dulu. Sejak berita penerus Xbox One beredar, Microsoft bungkam soal spesifikasi resmi konsol itu. Begitu pula soal harga jual retailnya nanti. Mereka bahkan bungkam soal tanggal rilis resmi. Satu-satunya yang beredar di publik hanya nama, dan bentuk konsol Xbox terbaru itu.

Strategi 'saling tunggu' Microsoft & Sony untuk perang konsol lanjutan

Xbox Series X (Sumber gambar: Xbox/Microsoft)

Sony bagaimana? Mereka bahkan lebih main rahasia-rahasiaan lagi. Info resmi jeroan PS5 memang diedarkan lewat media melalui pejabat resmi PlayStation. Tapi mereka bahkan belum menunjukkan bentuk final/retail PS5! Yang beredar malah foto software development kit PS5 yang jelek banget itu. Soal harga PS5? Itu juga belum diumumkan. Tapi baru-baru ini pejabat Sony, CFO Hiroki Totoki, memberikan statement yang seakan membenarkan kalau Sony sedang menanti kompetitor merilis harga (untuk menentukan harga produk mereka sendiri).

Strategi 'saling tunggu' Microsoft & Sony untuk perang konsol lanjutan

Development Kit PlayStation 5 (Sumber gambar: Metro)

Beberapa pihak (terutama fans Xbox garis keras) menganggap Sony takut pada Xbox Series X. Lainnya berpendapat kalau itu cuma strategi bisnis biasa.

Melihat total penjualan konsol PS4 dibandingkan Xbox One yang hampir tiga kali lipat itu, rasanya tidak ada alasan bagi Sony merasa takut dengan eksistensi Xbox Series X. Loyalitas gamers PlayStation sudah teruji sejak lama dan lebih dari dua dekade. Jika melihat dalam konteks takut, maka seharusnya Microsoft yang merasakannya. Sony punya banyak IP populer dan legendaris; sesuatu sudah pasti akan terus berlanjut di PS5. Mereka tidak akan kekurangan stok games.

Sementara itulah masalah Xbox sejak lama. Dan belum terlihat akan berubah maupun membaik.