Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling "sempurna" di antara makhluk lainnya karena manusia memiliki akal sekaligus nafsu, serta diberikan kemampuan untuk mengendalikan kedua anugerah Tuhan tersebut. Dengan begitu kita sebagai manusia juga bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Salah satu nafsu dan kebutuhan manusia yaitu tidur. Tidur merupakan salah satu kebutuhan mendasar dan penting bagi manusia karena dengan tidur itu berarti kita juga mengistirahatkan organ-organ tubuh yang sudah bekerja seharian sejak pagi hingga malam. Selain itu, ternyata tidur juga memiliki relasi atau hubungan dengan keadaan fisik seseorang yang berkaitan juga dengan ritme biologis dan ritme sirkadian.

Sebelum menuju ke penjelasan mengenai ritme biologis dan ritme sirkadian, pertanyaan awal yang perlu kita jawab adalah mengapa kita perlu untuk tidur?

Jawabannya ialah karena pada dasarnya tubuh manusia memerlukan waktu untuk memperbaiki diri dan mengisi ulang energi setelah lama bekerja. Satu-satunya jalan bagi tubuh untuk melakukan recovery adalah pada saat tidur dan istirahat. Hal ini juga penting dilakukan tubuh guna melakukan persiapan untuk aktivitas berikutnya (Sari, 2020). Selain itu, tidur juga diperlukan oleh manusia terutama pekerja guna menghindari kecelakaan dalam pekerjaannya (King, Laura A., 2017).

Jadi, apakah ritme biologis dan ritme sirkadian itu?

Dikutip dari buku Psikologi karya Wade, Tavris, & Garry (2014), ritme biologis merupakan perubahan-perubahan yang berdasarkan pada pengalaman tubuh manusia melewati berbagai pasang surut dalam hal fungsi fisiologis dalam satu hari, satu minggu, dan satu tahun. Ritme biologis ini umumnya selaras dengan petunjuk waktu eksternal, seperti perubahan jam, temperatur, dan sinar matahari. Akan tetapi, ritme biologis tetap berlanjut meskipun tidak ada petunjuk waktu eskternal seperti yang sudah disebutkan sebelumnya karena ritme tersebut bersifat endogen, dengan kata lain tanda-tandanya dihasilkan dari dalam tubuh manusia itu sendiri.

Sementara itu, ritme sirkadian yang diambil dari bahasa Latin, circa yang berarti "sekitar" dan dies yang berarti "satu hari" merupakan ritme biologis yang terjadi kira-kira selama 24 jam atau sehari penuh (dari puncak ke puncak). Salah satu ritme sirkadian yang paling umum atau paling dikenal ialah siklus terjaga-tidur (sleep-wake cycle). Namun, sebetulnya masih ada banyak ritme sirkadian lainnya yang juga dapat memengaruhi fungsi fisiologis serta kinerja dari seorang individu.

Pada dasarnya, ritme sirkadian ini menunjukkan adanya adaptasi dari suatu organisme terhadap perubahan yang ada di sekitarnya karena adanya peristiwa rotasi bumi pada porosnya, seperti perubahan cahaya, tekanan udara, dan temperatur. Sebetulnya, dengan mengetahui dan memahami mengenai tempo yang ada dalam tubuh, kita akan lebih mampu mengatur keseharian yang kita jalani dengan memanfaatkan tempo alamiah yang ada pada tubuh kita.

Sebenarnya di mana letak ritme sirkadian ini dan bagaimana cara kerjanya?

Ritme sirkadian ini erat kaitannya dengan "jam tubuh". Ritme sirkadian ini dikendalikan oleh jam biologis tubuh yang terletak di bagian kecil hipotalamus yang bentuknya seperti tetesan air yang berisikan kumpulan sel dan disebut sebagai nukleus suprakiasmatik (suprachiasmatic nucleus atau disingkat menjadi SCN). Nantinya jalur saraf reseptor khusus yang ada di belakang mata akan mengirimkan informasi ke SCN dan memungkinkan SCN untuk merespon perubahan cahaya atau kegelapan yang terjadi di sekitar kita.

Lalu, apa hubungannya ritme sirkadian dan jam biologis tubuh dengan kegiatan tidur pada manusia?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, pernahkah kamutidur melebihi jam tidurmu atau justru malah begadang? Jika pernah bahkan sering, maka hal ini ada kaitannya dengan ritme sirkadian manusia.

Ketika manusia tidur tepat waktu (di waktu yang cenderung sama) setiap harinya dan memiliki kuantitas serta kualitas tidur yang baik, maka jam biologis tubuhnya juga baik, begitu pula ritme sirkadian pada manusia itu tersebut. Sebab itu berarti fungsi SCN yang mengatur munculnya melatonin (memicu tidur) berperan sesuai dengan waktu dan kebutuhannya.

Akan tetapi, jika seseorang memiliki pola tidur yang kurang baik, maka jam biologis tubuh dan ritme sirkadiannya akan cenderung berantakan karena adanya "ketidaktepatan" antara jam biologis tubuh dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Walaupun sebetulnya ritme sirkadian ini tidak benar-benar teratur pada setiap orang karena ada banyak faktor yang memengaruhinya, yaitu adanya penyakit, stres, olahraga, konsumsi obat, waktu makan, dan lain sebagainya. Namun memiliki jam tidur yang cenderung tepat waktupunya beberapa manfaat untuk kesehatan mental juga fisik kita sebagai manusia.

Berikut manfaat tidur tepat waktu untuk kesehatan mental dan fisik manusia.

1. Mencegah terjadinya stres.

Pada saat tubuh seseorang rileks (saat tidur atau istirahat), tubuh lebih banyak mengeluarkan sitokin proinflamasi, sitokin ini sangat penting dalam pengaturan sistem imun bagitu pula senyawa Gamma-Aminobutyric Acid (GABA) yang berperan untuk menghilangkan kecemasan dan stres serta dapat memperbaiki mood.

2. Menjaga imunitas tubuh.

Dalam kondisi tidur nyenyak, tubuh memproduksi sel T, yaitu satu bentuk sel darah putih yang berperan dalam respons kekebalan tubuh terhadap virus. Sel T ini bertugas untuk menangkap patogen penyebab penyakit dan merusaknya.

3. Pertahanan terhadap infeksi.

Kuantitas dan kualitas tidur yang baik juga dapat memicu pelepasan protein penting yang ada pada sistem kekebalan, sehingga tubuh dapat merespons antigen dengan cepat sebagai bentuk pertahanan terhadap infeksi.

4. Meningkatkan ingatan.

Selama tidur, ingatan dirangkai dan menghasilkan daya ingat akan informasi, keterampilan, aktivitas sosial, dan pengalaman emosional yang spesifik (Blumberg, 2015; Moroni, et al., 2014; Pace, et al., 2015; Perogamvros & Schwartz, 2015).

Hal ini bisa saja terjadi karena selama kita tidur, cerebral cortex bebas memperkuat asosiasi memori, sehingga ingatan yang terbentuk selama kita tidur dapat diintegrasikan ke dalam penyimpanan memori jangka panjang.

5. Membantu perkembangan sel baru pada otak.

Apabila kita memiliki jam tidur yang kurang dan cenderung berantakan, sel-sel otak baru akan mengalami kegagalan dalam berkembang atau bahkan bisa tumbuh secara abnormal (Guzman, et al., 2005).

Beberapa tips tidur berkualitas yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas hidup yaitu dengan meminimalkan level suara, cahaya, polusi udara, menyiapkan perangkat tidur yang bersih dan nyaman, mengatur temperatur dan sirkulasi yang memadai, mematikan perangkat elektronik dan gelombang telekomunikasi, jangan tidur dalam keadaan kenyang (atur waktu 2-3 jam antara makan malam dengan tidur), hindari konsumsi kafein, serta pastikan tidak terpapar cahaya lampu yang terang agar membantu pelepasan hormon melatonin (gunakan lampu tidur berwarna kuning atau hangat).