Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) Jawa Timur berkunjung ke Wisata Osing Adat Kemiren, Banyuwangi, pada Selasa (22/10).Para mahasiswa yang merupakan penerima Beasiswa Bank Indonesia itu terpesona dengan penampilan dua penari gandrung asal Kemiren.

"Tariannya bagus, menarik, lincah dan memikat rasa. Baru pertama kali ini saya melihat tarian seindah ini," kata seorang mahasiswa dari Surabaya, Dimas Wahyu Rahardian.

Dimas mengaku tidak rugi sudah hadir di wisata tersebut. "Kita merasa senang berada di Desa Adat Kemiren ini, suasannya masih asri, unik, dilihat dari dekorasi rumah masih jadul (jaman dulu) diimbangi dengan budaya yang masih kental serta para pemudanya juga membangun sekali," tuturnya.

Acaratersebut merupakan serangkaian kegiatan yang digelar oleh GenBI Jawa Timur dan bertempat di Hotel Illira Banyuwangi.Fajar Dewantoro, ketua penyelenggara, menceritakan jikaacara tersebut merupakan kegiatan 'Leadership Ship Camp' GenBI Jawa Timur yang digelar setiap tahunnya.

"Kegiatan ini kita gelar setiap tahun sekali, bertujuan untuk membangun sosialisasi, mengikat persaudaraan antara mahasiswa penerima Beasiswa Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur," tukasnya.

Ada sekitar 200 mahasiswa dari perwakilan 16 kampus yang terlibat di kegiatan tersebut. Di antaranya mahasiswa dari UNAIR, ITS, UPN, UINSA, UNESA, ITM, IAIN Pamekkasan, UNIDA, IAIN Ponorogo, IAIN Kediri, IAIN Tulung Agung, UM, UB, UIN Malang, UNEJ, IAIN Jember.

Fajar mengatakan, kegiatan GenBI Jawa Timur kali ini terfokus pada wisata lokal di Banyuwangi karena melihat potensi yang ada di sana sangat besar, juga bagus untuk edukasi para mahasiswa tersebut."Kami melihat potensi budaya di Banyuwangi sangatlah besar, salah satunya di Desa Adat Kemiren yang masih melestarikan budaya lokal. Jadi, kami di sini hadir untuk mengetahui secara langsung, sekaligus belajar budaya lokal yang ada di Kemiren," imbuhnya.

Budaya lokal seperti ini sangat bagus untuk mahasiswa generasi milenial saat ini. "Acara kita ini guna membangun kesadaran para generasi baru, agar tidak selalu melihat budaya yang ada diluar, melainkan agar melestarikan budaya lokal yang patut untuk kita perjuangkan," tandasnya.