Sebagian orang yang tidak menyadari jika musik juga dapat menjadi saluran pengiriman dan penerimaan pesan. Jika kita amati dengan seksama, musik yang kita lihat dan dengarkan sehari-hari banyak menyimpan simbol dan makna. Contoh sederhananya pada musik paduan suara.

Ketika kita sebagai audiens sedang menyaksikan penampilan kelompok paduan suara, sudah tentu kita akan mendengarkan alunan musik dari lagu yang mereka nyanyikan. Itu artinya ada pesan penglihatan dan pesan suara yang disampaikan oleh kelompok paduan suara dan ada pesan penglihatan dan pesan suara yang diterima oleh penonton.

Tetapi sering kali bentuk pesan implisit yang terkandung dalam musik paduan suara luput dari pengamatan penerima pesan karena pada prinsipnya pengiriman dan penerimaan pesan tidak hanya dari lagu yang mereka nyanyikan.

Berikut ini adalah jenis-jenis objek penerimaan pesan yang dapat dijadikan saluran penerimaan dan pengiriman pesan lewat paduan suara.

1. Gerakan tangan.

Seperti yang kita ketahui jika tiap kelompok paduan suara yang tampil di panggung umumnya terdapat seorang konduktor atau pemimpin paduan suara yang bertugas memimpin kelompok paduan suara. Ia memandu kelompok paduan suara dengan gerakan tangannya yang mampu mengirimkan pesan melalui instruksi kapan anggota kelompok paduan suara harus menyanyikan bagian lagu, serta memperbesar dan mengecilkan volume suara.

2. Ekspresi wajah.

Jika anggota kelompok paduan suara menyanyikan sebuah lagu, mereka akan mengirimkan pesan lewat ekspresi wajah yang disesuaikan dengan lagu yang dinyanyikan. Apakah lagu dengan tema kebahagiaan, kesedihan, atau lagu perjuangan.

3. Pandangan mata.

Pengiriman pesan lewat pandangan mata juga terjadi pada interaksi antara konduktor dengan anggota paduan suara yang umumnya terdiri dari 3 jenis suara atau lebih. Pandangan mata berperan untuk menegaskan anggota paduan suara bahwa ada kesalahan pada bagian yang dinyanyikan oleh anggota paduan suara.

4. Pakaian atau kostum.

Ini adalah bentuk komponen atau medium visual yang mampu menafsirkan pesan non-verbal. Contoh sederhananya ketika anggota paduan suara menyanyikan lagu daerah, maka kostum yang digunakan akan disesuaikan dengan lagu yang dinyanyikan sebagai bentuk representasi lagu daerah tertentu.

5. Keras lemahnya (volume) suara.

Bentuk keras lemahnya (volume) suara yang dinyanyikan disesuaikan dengan filosofi kata-kata yang terdapat dalam bagian lagu. Jika terdapat kata megah umumnya nada yang dinyanyikan oleh anggota paduan suara akan terdengar keras, sebaliknya jika terdapat kata sembah maka nada yang dinyanyikan akan terdengar lembut.

Dari ragam pesan non-verbal yang terdapat dalam musik paduan suara, itu artinya ada kombinasi fungsi antara pesan suara dan pesan non-verbal yang tampak dalam musik paduan suara yang memenuhi fungsi umum pesan yang menurut Ruben dan Stewart (2013) terdiri dari: saling menambahkan (redundant), menegaskan (duplicate), menggantikan (substitute), melengkapi (complementary), menambahkan penekanan (emphasis), dan mengatur (regulation).