Indonesia selain dikenal akan keberagaman budaya dan sumber daya alamnya, negara kita tercinta juga dipenuhi oleh beragam tradisi. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memang kaya akan keberagaman. Salah satu yang akan saya paparkan adalah tradisi Puputan yang berlangsung di Desa Sumbersari, Purworejo, Jawa Tengah. Tradisi Puputan lekat dengan diselenggarakannya pertunjukan wayang Mblabag di desa setempat.

Puputan, tradisi dari Desa Sumbersari yang masih dijaga hingga kini

Wayang Mblabag dan tradisi Puputan itu sendiri rutin diselenggarakan setiap tahun. Di tahun 2017, wayang Mblabag tiba pada bulan September lalu, tepatnya tanggal 20. Pagi harinya, seluruh warga desa sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk berlangsungnya tradisi Puputan. Segala sesuatu yang dimaksud dalam tradisi Puputan adalah ancak, yang merupakan kayu persegi empat yang dibentuk menyerupai anyaman dengan beberapa lubang di dalamnya.

Puputan, tradisi dari Desa Sumbersari yang masih dijaga hingga kini

Ancak digunakan sebagai alas untuk bahan makanan yang akan ditata di atasnya dengan rapi. Kemudian setelah ancak, warga desa membutuhkan daun pisang, yang akan ditata di atas ancak untuk menutupi lubang di sekitar kayu pada ancak. Setelah daun pisang tertata rapi di atas ancak, warga desa mulai menata segala bahan makanan yang harus berada di atas daun pisang.

Puputan, tradisi dari Desa Sumbersari yang masih dijaga hingga kini

Bahan wajib pertama adalah nasi yang dicetak berbentuk kerucut dan diberi lampiran daun pisang diujungnya. Nasi tersebut diletakan tepat ditengah-tengah ancak. Berikutnya disusul berbagai macam olahan sayur, yang diletakan di dalam daun pisang yang sudah dibentuk menyerupai mangkuk. Sayur-sayur tersebut diletakan mengelilingi nasi kerucut. Tatanan di ancak mulai terlihat cantik.

Kemudian, diletakan buah pisang satu sisir di dekat olahan sayur atau di tempat yang tersisa. Selanjutnya, warga desa akan melengkapi ancak tersebut dengan wajig jenang ketan (yang merupakan makanan khas Jawa Tengah), srundeng (merupakan parutan kelapa yang di sangrai dan diberi bumbu), tempe, kerupuk, rempeyek (makanan yang terbuat dari tepung dan diberi tambahan kacang atau ikan teri).

Setelah makanan di atas ancak tersusun rapi, biasanya warga akan beramai-ramai membawa ancak masing-masing ke tempat yang sudah disepakati di tahun-tahun sebelumnya. Ancak yang telah terkumpul dari seluruh warga akan dibacakan doa-doa dengan harapan baik setiap tahunnya. Setelah seluruh ancak dibacakan doa, seluruh makanan di ancak tersebut akan dimakan bersama-sama oleh seluruh warga.

Dan begitulah, tradisi Puputan telah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya di Desa Sumbersari, Purworejo, Jawa Tengah.