Siapa yang tidak terkesima menyaksikan model-model melenggak dengan anggun dan gagahnya memamerkan pakaian yang dirancang para desainer dengan kemampuan terbaiknya? Atau siapa yang pernah berpikir, mengapa tubuh model begitu bagus dan cocok-cocok saja mengenakan pakaian apapun?

Di balik model-model yang melenggak dan desainer yang tersenyum bangga usai memamerkan rancangannya, ternyata dunia mode kini tengah diramaikan oleh perdebatan antara pro dan kontra mengenai peraturan untuk tidak mempekerjakan model-model dengan tubuh terlalu kurus atau model dengan ukuran baju nol. Dimulai dari beberapa label terkemuka di dunia seperti Christian Dior, Gucci, Yves Saint Laurent, dan label terkemuka lainnya di bawah naungan perusahan mode terkenal seperti LVMH dan Kering, yang berhenti mempekerjakan model-model dengan ukuran baju 34 dalam ukuran Prancis (0 dalam ukuran Amerika Serikat). Pernyataan ini kontan memicu perdebatan di dunia mode dan menantang standar kecantikan yang sebelumnya. Model-model dalam dunia mode selama ini selalu dilekatkan dengan citra tubuh sangat kurus dan tinggi semampai.

Kesehatan menjadi alasan utama pelarangan model berukuran nol.

Alasan utama yang mendasari pelarangan ukuran nol ini adalah perihal kesehatan model. Model-model dalam mode industri sering kali mengalami eating disorder atau gangguan makan demi menjaga ukuran tubuhnya. Mereka yang mendukung pelarangan ukuran nol meminta mode industri menghapuskan aturan yang memaksa model-modelnya menjaga ukuran tubuh dengan cara menyiksa yang dapat menyebabkan modelnya menjadi tidak sehat. Terlebih, model dengan ukuran nol dinilai memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat karena merepresentasikan tubuh-tubuh model yang sangat jauh dari kata naturaltidak mencerminkan bentuk tubuh sebagaimana yang tubuh alami yang terdapat di masyarakat umumalhasil, banyak masyarakat yang memegang stereotipe akan tubuh yang indah dan tidak indah sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan bentuk tubuh layaknya yang digambarkan oleh para model.

Pro dan kontra model 'terlalu kurus' atau berukuran nol

(source: pixabay.com, picture by AhmadArdity)

Kesehatan harus menjadi prioritas bagi setiap manusia, tak terkecuali model. Dengan adanya pelarangan ukuran nol, model-model diterima bekerja jika mereka memiliki sertifikat dari dokter yang menyatakan bahwa mereka sehat dan tidak menyandang penyakit apapun. Peraturan ini dimaksudkan untuk membuat para model memiliki kecantikan tetapi juga tidak mengesampingkan kesehatannya. Sementara itu, peraturan terdahulu yang begitu ketat diterapkan dalam dunia mode semestinya tidak melanggar hak dan kewajiban model sebagaimana manusia lainnya, yang memiliki berhak atas kesehatan dan wajib menjaga kesehatannya.

Pelarangan model berukuran nol menuai banyak kontroversi.

Sedangkan dalam posisi yang berseberangan, pelarangan ukuran nol dinilai sebagai bentuk body shamingmencela bentuk fisik manusiasebab banyak orang yang memang terlahir dengan ukuran tubuh yang sangat kurus, sama saja dengan mereka yang terlahir dengan ukuran tubuh yang gemuk. Sulit bagi mereka yang terlahir kurus untuk menambah berat badan meski sudah makan dengan porsi sebanyak apapun. Sama halnya dengan mereka yang berusaha keras untuk kurus tetapi tidak kunjung kurus meski sudah makan dengan porsi yang sedikit.

Saya rasa tidak adil jika anda memiliki ukuran nol, kemudian tidak dapat dipekerjakan, sama tidak adilnya dengan jika anda berukuran 16, anda tidak dapat dipekerjakan kata Jaime King, seorang aktris dan model berkebangsaan Amerika Serikat, seperti dikutip dari nypost.com. Artinya, mau bertubuh kurus ataupun gemuk, kamu akan mendapatkan bentuk celaan yang sama. Ukuran tubuh seseorang, BMI, ataupun ukuran baju bukanlah indikator yang tepat untuk menyatakan apakah seseorang sehat secara fisik dan psikis.

Sementara itu, beberapa desainer terkemuka juga menolak pelarangan ukuran nol. Bagi mereka, apa yang ingin mereka representasikan kepada penonton adalah seni garmen atau pakaian, bukan modelnya. Salah satu desainer yang memegang prinsip ini adalah almarhum Alexander Mcqueen, baginya desain merupakan seni, gambar yang bergerak. Tujuan dari model-model adalah murni untuk memamerkan pakaian, bahkan bentuk tubuh model jangan sampai mengubah bentuk dan struktur pakaian yang mereka ciptakan. Artinya, model adalah kanvas tempat para desainer menuangkan karya mereka agar dapat dilihat oleh khalayak luas.

Mode adalah bentuk seni, bukan sesuatu yang fungsional (yang dibuat untuk tujuan praktis) dan bukan pula representasi tubuh alamiah di masyarakat, bukan pula representasi dari apa yang terdapat pada masyarakat umum. Mode industri tidak menggambarkan tubuh masyarakat awam dan lagipula bukan itu tujuan dari mode industri. Mode industri merupakan representasi dari seni pakaian. Mode industri, sama idealnya dengan ilmu dan bentuk seni lainnya; juga memiliki teknik, standar dan kriteria tertentu untuk memahami dan menggelutinya.

Model berukuran nol bukan berarti tidak sehat. Memberlakukan pelarangan terhadap mereka yang berukuran nol sama saja memukul rata bahwa semua model berukuran nol adalah tidak sehat, dan dengan demikian menutup kesempatan berkarya bagi mereka yang berhak dan bisa saja menjadi model berbakat.

Perdebatan ini belum mencapai taraf final. Setidaknya, melalui perdebatan ini kita dapat melihat pandangan-pandangan baru yang lebih luas dan membuat mode industri semakin berkembang juga lebih membangkitkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai dalam dunia modetidak hanya gaya, tetapi juga seni garmen, estetika peragawati, isu kesehatan, etika dalam mode, dan lain sebagainya. Kini, kita dapat menentukan, apakah pelarangan ukuran nol merupakan gagasan yang baik atau tidak?