Indonesia dikenal sebagai gudang biodeversitas kedua terbesar di dunia setelah Brazil. Keanekaragaman yang begitu besar ini menjadikan suatu berkah bagi "sepotong surga" yang jatuh ke Bumi. Namun dengan begitu pesatnya pertumbuhan penduduk dan juga berbagai kebutuhan manusia menyebabkan efek negatif bagi fauna di Indonesia, salah satunya kepunahan hewan-hewan yang pernah hidup bebas dan berkembang biak berikut ini.

1. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica).

Pernah hidup bebas di Indonesia, 4 hewan ini sekarang telah punah l

Harimau Jawa merupakan salah satu kucing besar yang pernah hidup di Pulau Jawa selain Macan Tutul Jawa. Harimau ini dideklarasikan punah pada tahun 1980-an. Tingginya pertumbuhan penduduk di Jawa serta kebutuhan lahan yang mendesak untuk pertanian semakin mendesak habitat harimau. Padahal selayaknya harimau membutuhkan setidaknya area jelajah 10 kilometer persegi untuk seekor harimau saja, selain itu perburuan oleh manusia yang mengincar kulitnya juga menyumbang percepatan kepunahan harimau.

Pada tahun 1979 tercatat 3 ekor harimau jantan teridentifikasi untuk terakhir kali, sebelum dideklarasikan punah. Hingga saat ini sebenarnya masih banyak kesaksian tentang keberadaan hewan buas ini, namun karena tidak dapat diverifikasi maka status kepunahannya belum dicabut.

Harimau ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan spesies harimau lainnya. Harimau jantan memiliki berat 100-115 kg, dengan panjang 2-2,43 meter. Harimau betina lebih kecil dari pejantan dengan panjang 1,75-2 meter dengan berat 75-11 kg.

2. Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus).

Pernah hidup bebas di Indonesia, 4 hewan ini sekarang telah punah

Burung menakjubkan ini dipercaya pernah berada di Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Kalimantan. Unggas ini mirip dengan Kuau Besar (Argusianus argus)yang masih hidup hingga saat ini. Keberadaannya di alam liar tidak pernah ditemui sehingga bagaimana bentuk, pola reproduksi, dan jenis pakannya masih menjadi suatu misteri.

Deskripsi mengenai bentuk burung ini didasarkan pada bulu-bulu yang ditemui dan dikirimkan ke London pada tahun 1871. IUCN sendiri telah memasukkan mereka ke dalam status kepunahan.

3. Tikus Besar Verhoeven (Papagomys theodorverhoeveni).

Pengerat raksasa dari Flores ini diperkirakan sudah punah sejak tahun 1500-an, namun baru dideklarasikan punah oleh IUCN pada tahun 1996. Berasal dari Family Murinae. Tidak banyak perilaku yang dapat diketahui dari spesies ini. Penamaan tikus ini diambil dari seorang pendeta asal Belanda bernama Theodor Verhoeven.

4. Tikus gua flores(Spelaeomys florensis).

Tikus gua flores(Spelaeomys florensis) adalah tikus punah yang pernah hidup di Pulau Flores, Indonesia. Berdasarkan penilaian MacPhee dan Flemming, spesies ini dinyatakan kepunahannya pada tahun 1996, tetapi dipercayai telah punah sebelum tahun 1500 M. Spesimen ini diketahui hanya dari beberapa fragmen subfosilnya saja. Ia adalah satu-satunya anggota dari genus Spelaeomys. Spesies ini ditemukan dalam penggalian di Liang Toge, sebuah gua di dekat Warukia di Flores Barat. Penggalian dilakukan oleh H.R. van Heekeren pada tahun 1954