Anoreksia adalah gangguan makanan yang memengaruhi kondisi psikiatrik dikarenakan akibat psikologis dan medis yang serius. Anoreksia Nervosa (AN) merupakan penyakit serius yang diartikan sebagai gangguan perilaku makan atau mengontrol berat badan makan dengan cara membuat dirinya merasa tetap lapar. Jadi, orang yang mengidap anoreksia selalu cemas akan apa yang dia makan karena dia mengontrol berat badannya dengan serius.

Anoreksia Nervosa (AN) memiliki gejala yaitu keengganan untuk menetapkan berat badan normal, ketakutan yang berlebihan akan gemuk, dan perilaku makan yang sangat mengganggu (Hetty dkk., 2017). Hal itu disebabkan dikarenakan kebanyakan orang yang mengidapnya memperhatikan penampilan fisik yang ramping dan menarik perhatian lawan jenisnya. AN dipengaruhi dengan bias kognitif (pola penyimpangan dalam membandingkan suatu keadaan) dan memengaruhi cara orang berpikir dalam mengevaluasi tubuh dan makanannya. Akibat dari gangguan makanan yang berkepanjangan tersebut dapat menimbulkan hipotensi kronis, bradikardia, hipotermia, pembengkakan kelenjar liur, dehidrasi, anemia, alkalosis, hiperkloremia, ruptur lambung, amenorrhea sekunder, sampai gangguan pada jantung, dan paling parahnya sampai gagal jantung (Hetty dkk., 2017).

Ada apa dengan anoreksia?

Menurut data kesehatan Northwestern Medicine, bahwa anoreksia ini dapat memperlambat sistem kerja tubuh untuk menghemat energinya sehingga jantung menjadi lebih kecil dan melemah yang membuatnya lebih sulit untuk mengalirkan darah, tidak jarang katup jantung akan berfungsi tidak sesuai biasanya atau hanya mengatup sebelah sisi saja. Adanya gangguan makanan tersebut kadang kala di beberapa orang tidak dapat dioperasi karena menolak nutrisi masuk ke dalam tubuh.

Padahal, jika mau operasi, kandungan gizi harus mencukupi dan orang yang mengidap gangguan makanan anoreksia nervosa kebanyakan kekurangan gizi. Tidak cukup hanya diinfus, terkadang harus menggunakan cara memasukkan selang NG ke dalam hidung untuk memasukkan makanannya ketika mulut tidak mau mencerna makanannya. Rata-rata kalori normal yang harus diserap tubuh ada 1.200 kalori, dan orang yang mengidap anoreksia jauh di bawah itu sehingga malnutrisinya tidak akan membaik dan berat badan akan terus turun. Lalu, ditermukanlah cara yaitu dapat memperbaiki gizi seorang Anoreksia Nervosa tanpa memaksanya makan ataupun infus, yaitu Stimulasi Otak Dalam atauDeep Brain Stimulaion(DBS).

Bagaimana cara kerja Deep Brain Stimulaion (DBS)?

Adanya penyakit kelainan jantung yang harus dioperasi dapat diobati terlebih dahulu melewati Stimulasi Otak Dalam atau Deep Brain Stimulation (DBS). Penggunaan DBS merupakan salah satu prosedur bedah yang terbukti efektif menangani depresi, OCD, kecanduan. DBS ini ditemukan pertama kali pada tahun 1987 untuk pengobatan tumor pada penyakit Parkinson dan pada tahun 2002 digunakan dalam pengobatan Parkinson yang lebih berat dan berkepanjangan (Lipsman dkk., 2017). Caranya adalah akan diletakkan sebuah alat kecil di dalam dada pasien yang akan mengirimkan sinyal ke otak melalui kabel logam yang tipis. Kabel ini memengaruhi sinyal dan pergerakan yang ada.

Sistem DBS memiliki bagian yang terdiri dari implan kecil yang ditempatkan pada otak, generator sinyal listrik yang mengirimkan sinyal ke otak, kabel yang menghubungkan implan ke generator, remote control untuk mempengaruhi sistem DBS (Lipsman dkk., 2017). Operasi ini bisa mengurangi kecemasannya soal makanan dan dengan begitu malnutrisinya akan membaik dan risiko perbaikan katup jantung juga berkurang. Operasi DBS pun membutuhkan sedasi yang lebih ringan (penggunaan obat anestesi dengan tujuan menghasilkan penurunan tingkat kesadaran sehingga menimbulkan rasa kantuk dan menghilangkan rasa cemas tanpa harus kehilangan komunikasi lisan, yang sering kali digabungkan dengan obat antinyeri) dan beban ke tubuhnya lebih sedikit daripada prosedur bedah dada.

Akan tetapi, operasi ini dapat mengubah kepribadian. Dalam riset, elektroda ditempatkan di dalam area khusus dalam otak yang diperkirakan terkait dengan anoreksia. Elektroda akan ada di nukleus akumben berperan dalam kelekatan maternal, mengantarkan dopamin saat ibu berinteraksi dengan anak mereka. Dopamin memengaruhi tingkah perilaku, menimbulkan perasaan positif, menghantarkan neurotransmiter yang salah satu senyawa organiknya berasal dari keluarga. Jika dopamin dihilangkan maka adanya perubahan kepribadian pada seseorang.

Anoreksia merupakan penyakit berbasis otak, bukan masalah kepribadian ataupun gaya hidup. Pengobatan anoreksia salah satunya dengan DBS dan juga dibutuhkan dalam pengurangan risiko jika ingin melakukan operasi pada penderita dan tidak mau menerima asupan gizinya. Selalu ada sebab dan akibat sehingga jika tidak mau memperhatikan gizinya maka salah satu akibatnya dia tidak akan merasakan rasa positif dan kehangatan. Dopamin berfungsi penting dalam otak dan semua harus menjaganya dengan baik, jika ada kerusakan maka sinyal sinyal tidak dapat berfungsi dengan baik dalam tubuh salah satu penyakitnya yaitu anoreksia. Jadi, tubuh dan otak harus selalu dijaga dengan baik.