Bambu sebagai tanaman dengan nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga merupakan tanaman yang memiliki potensi untuk konservasi. Tanpa disadari, penggunaan bambu yang tinggi untuk kepentingan ekonomi khususnya di kalangan masyarakat daerah hulu membuat kehadirannya kian sedikit dari hari ke hari.

Pengabdian masyarakat, Universitas Indonesia lakukan penanaman bambu

Anggota Komunitas Rungkung Awi bersama Tim Pengabdian Masyarakat Kajian Pengembangan Perkotaan, Universitas Indonesia Memberikan Materi Penanaman Bambu kepada Warga (Foto: M. Ilham R)

Salah satu keunggulan bambu yang dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi adalah bahwa tanaman ini dapat menjaga ekosistem air tanah. Selain itu juga sebagai metode alami dalam pencegahan erosi permukaan serta run-off yang disebabkan oleh air hujan. Dengan bentuk dahan yang lentur dan sistem perakaran serabut, bambu dapat menahan terpaan angin yang cukup kuat di daerah hulu sebagai daerah dengan intensitas turun hujan yang tinggi.

Penanaman bambu di daerah hulu yang berlereng curam di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat merupakan salah satu upaya dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI), Kajian Pengembangan Perkotaan Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia yang didukung oleh Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia dan bekerja sama dengan Komunitas Rungkun Awi untuk menjawab kebutuhan masyarakat di daerah hulu akan semakin sulitnya ketersediaan air kian hari.

Kegiatan yang diprakarsai oleh salah satu dosen Geografi yang merangkap sebagai ketua pelaksana yaitu Dra. Widyawati, MSP. ini dihadiri oleh wakil dari berbagai lingkup masyarakat, musisi, akademisi, komunitas, hingga pemerintah. Lingkup masyarakat diwakili oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), Majelis Sanlot Jamaah Muabad, dan masyarakat Desa Cibeureum. Lingkup akademisi yang diwakili oleh Geografi UI. Lingkup komunitas diwakili oleh Komunitas Rungkun Awi dan Komunitas Ciliwung Depok (KCD), serta lingkup instansi pemerintahan yang diwakili oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Bogor, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Pihak lain yang turut hadir yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Kebun Raya Bogor.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyinergikan langkah antar berbagai unsur dalam memecahkan masalah kekurangan air, erosi, dan run-off yang terjadi di daerah hulu. Dengan pelatihan mengenai manfaat dan penanaman bambu, diharapkan masyarakat dapat menjadi pelaku dan pengawas dalam keberlanjutan penanaman bambu di kawasan hulu.

Rangkaian kegiatan dibuka dengan pemberian materi oleh Ir. Sahroel Polontalo dari perwakilan KCD mengenai manfaat dari tanaman bambu dan pemaparan kasus keberhasilan penanaman bambu sebagai penjaga ekologi di berbagai tempat di Indonesia yang memiliki lereng curam.

Penanaman bambu yang dilaksanakan cukup mudah. Bibit bambu yang sudah disiapkan dapat langsung ditanam di lubang penanaman yang telah tersedia. Penanaman bambu tidak memerlukan lahan datar yang luas. Sebelum penanaman, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang untuk menanam satu pohon bambu.

Pengabdian masyarakat, Universitas Indonesia lakukan penanaman bambu

Penanaman bambu yang dilakukan unsur pemerintah,mahasiswa, dan komunitas (Foto: M. Ilham R.)

Langkah awal keberhasilan dari acara ini adalah bertemunya beberapa komponen yang ada di masyarakat, baik pemerintah maupun komunitas terkait untuk menyinergikan langkah konservasi bambu di wilayah hulu yang disampaikan oleh perwakilan pemerintah daerah DLHK Kabupaten Bogor.Kami sangat mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia. Saya kira sangat luar biasa bermanfaat bagi kami. Dan kami dari dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor mengucapkan terimakasih atas inisiasi kegiatan ini untuk bisa mensinergiskan semua komponen-komponen yang ada di wilayah ini. Begitu juga dengan kami dari pemerintah daerah mudahan mudahan ini bisa menjadi salah satu solusi untuk adaptasi dan mitigasi ikim untuk permasalahan di wilayah puncak ini, ujar Muji Lestari, Rabu (11/09).

Pengabdian masyarakat, Universitas Indonesia lakukan penanaman bambu

Tim Pengabdian Masyarakat UI bersama Perwakilah pemerintah, anggota komunitas, dan masyarakat (Foto: M. Ilham R.)

Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini menurut Tedja Kusumah selaku ketua Komunitas Rungkun Awi, selain untuk perbaikan ekosistem air dan pengurangan bencana yang kerap kali timbul di lereng dengan vegetasi rendah seperti longsor dan tingginya tingkat run-off,yaitu agar terciptanya kawasan penyangga baru berupa kebun raya di daerah Desa Cibeureum yang lokasinya dekat dengan Taman Nasional. Saya berterima kasih ke UI mengadakan acara di sini. Ini baru langkah awal. Saya percaya tidak ada mimpi yang terlalu besar. Saya ingin agar di sisa hidup ini ada Kebun Raya, untuk sementara namanya suaka penyangga. Harapan saya penyangga Taman Nasional selain Jabodetabek. Bukan ibu kota karena ibu kota akan pindah. Dan penyangga yang paling baik sebaiknya dilegalkan dengan nama Kebun Raya. Seperti suaka penyangga dengan nama Kebun Raya Balaikambang, ujar Tedja Kusumah, Rabu (11/09). (GIH)

Penulis: Galuh Izma Hasanah