Proses pembelajaran di sekolah pada masa pandemi Covid-19 mempunyai banyak permasalahan yang dihadapi. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia mengharuskan mengambil sikap dalam mencegah penularan yang lebih luas, termasuk sektor pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil sikap tegas melalui beberapa surat edaran berkaitan tentang kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut berkaitan dengan kebijakan untuk melaksanakan metode Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Pendidikan Jarak Jauh (distance education) sendiri merupakan pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Secara sederhana, Pembelajaran Jarak Jauh adalah pendidikan yang diajarkan dari jarak jauh, tanpa ruang kelas secara fisik.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, "Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat diadopsi menjadi permanen". Permanen dalam arti kata PJJ tetap digunakan meskipun pandemi sudah berakhir namun persentase hanya sedikit, misal 10 persen online dan 90 persen tatap muka, itu juga tergantung kebijakan dari sekolah masing-masing.

Metode Pembelajaran Jarak Jauh sebenarnya sudah ada jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda. Misalnya di negara Amerika Serikat yang telah melakukan metode ini sejak tahun 1892. Di mana pada waktu itu Universitas Chicago meluncurkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh yang pertama. Di Indonesia sendiri, PJJ telah ada sejak lama dan telah dilakukan oleh beberapa kampus, Universitas Terbuka merupakan salah satu pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia.

Metode Pembelajaran Jarak Jauh terus mengalami perkembangan dengan menggunakan beragam teknologi komunikasi dan informasi. Dengan meluasnya penggunaan internet oleh publik di berbagai negara pada tahun 1996 menjadi suatu fenomena yang berkembang dan diikuti oleh kemunculan beragam konten digital di dalamnya. Munculnya grafik yang terus meningkat dalam dunia teknologi komunikasi dan informasi memunculkan peluang maupun tantangan baru dalam dunia pendidikan. Salah satu peluang baru yang muncul adalah akses sumber materi yang lebih luas terhadap konten multimedia yang lebih kaya, dan berkembangnya metode pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi oleh ruang, waktu dan sumber belajar.

Secara umum, pendidikan jarak jauh memiliki tiga prinsip. Salah satunya ada akses, yakni terkait dengan keinginan untuk memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan melalui penyelenggaraan pendidikan yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi, bersifat massal, ekonomis, serta meminimalkan kendala jarak dan waktu. Kedua ada pemerataan, hal ini merujuk kepada asas keadilan dan persamaan hak bagi siapa saja untuk mengenyam pendidikan tanpa dibatasi oleh berbagai kendala. Terakhir ada kualitas, yaitu berkenaan dengan jaminan standar pengajar, materi bahan ajar dan ujian, dan proses pembelajaran interaktif yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

Proses Pembelajaran Jarak Jauh merupakan solusi yang dalam pelaksanaannya belum optimal secara keseluruhan. Ada hal yang harus diperhatikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh ini antara lain rumah tidak terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid minimalis. Media pembelajaran yang digunakan para guru juga dominan monoton dan membuat para murid merasa jenuh. Selain itu, karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau, pembelajarannya cenderung tugas online, tugas para murid menumpuk, dan penyerapan materi pelajaran sangat minimalis.

Adapun alternatif solusi yang dapat ditempuh yaitu lokasi di dekat lingkungan rumah yang sulit terjangkau jaringan internet untuk sementara pindah lokasi yang terjangkau jaringan internet. Berikutnya, apabila menggunakan media daring yang bisa live misalnya zoom meeting, google meet, dan lain-lain agar karakter para murid relatif terpantau. Solusi berikutnya, materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sebaiknya sehari sebelumnya sudah diberikan kepada siswa untuk dibaca terlebih dahulu. Sehingga ketika guru menjelaskan materi para murid dominan bisa lebih memahami.

Seiring waktu berjalan, meskipun banyak alternatif dalam setiap masalah, kendala selalu tidak ada habisnya. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan, "Banyak siswa mengalami tekanan secara psikologi hingga putus sekolah karena berbagai masalah yang muncul selama mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh yang dilakukan selama pandemi covid-19." Akibat memaksa untuk menuntaskan pencapaian kurikulum, banyak siswa merasa terbebani hingga mengalami tekanan secara psikologi. Oleh sebab itu, pemerintah sebaiknya bisa lebih cepat untuk menangani dan mencari cara lain agar hal tersebut tidak terjadi lagi.

Terdapat satu solusi untuk mengatasi semua kendala yang terjadi pada saat Pembelajaran Jarak Jauh, yaitu mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan perilaku 3M. Perilaku 3M yang dimaksud yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, sehingga kita dapat terhindar sekaligus mencegah penyebaran covid-19 meluas.

Maka dari itu, kita harus mematuhi peraturan yang ada termasuk protokol kesehatan agar keadaan menjadi normal kembali. Dikarenakan solusi tersebut bukan hanya mempengaruhi keadaan pendidikan saja tetapi seluruh aspek kehidupan masyarakat yang ada tentunya.