Pasar mama-mama resmi dibuka, pedagang asli Papua tak perlu sewa lapak

Setelah 16 tahun menanti, mama-mama asli Papua yang selama ini tidak memiliki lahan atau tempat untuk berdagang, akhirnya bisa menempati sebuah bangunan pasar modern yang diperuntukan bagi mereka. Pembangunan Pasar Mama-mama ini merupakan janji Presiden RI Joko Widodo saat pada pilpres 2014 pernah mengungkapkanakan membangun pasar gratis untuk mama-mama Papua.

Kemarin, 7 Maret 2018 akhirnya Pasar Mama-mama yang telah rampung para tahun lalu, secara resmi bisa digunakan untuk warga Papua, khususnya mama-mama asli Papua yang ingin berjualan.

Pembangunan pasar yang desain arsitekturnya sempat menjadi Finalis di ajang Festival Arsitektur Dunia di Singapura pada 2015 lalu, tak lepas dari peran Pokja Papua yang sejak awal Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK terbentuk, selalu mengkawal janji Jokowi di Papua agar bisa terealisasikan.

Hasilnya adalah terbangunnya bangunan pasar modern terintegrasi yang berciri khas Papua, dengan tanpa membebani APBN. Karena bangunan pasar ini merupakan hasil sinergi dari BUMN, BUMD, Pemerintah Provinsi, Pemkot, dan elemen masyarakat lainnya.

Peresmian ini diawali denganpenandatanganan MoU Pinjam Pakai Lahan Damri kepada Pemerintah Kota Jayapura, dan MoU Serah Terima Pengelolaan Pasar dari Damri ke Pemkot Jayapura. Penandatanganan ini disaksikan oleh Staf Tenaga Ahli Madya Kedeputian V KSP Nanda Hasibuan, Staf II Menteri BUMN Judith Dipodiputro.

Dalam sambutannya, Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano menegaskan, "Pedagang pasar harus menjaga gedung ini dengan berperilaku bersih, sehat serta tampil profesional dalam pasar ini." Hal ini tentunya akan memberikan kesan baik kepada para pengunjung dan konsumen sehingga nantinya para konsumen semakin banyak yang datang untuk berbelanja di tempat ini.

Sementara itu Judith Dipodiputro yang sejak awal bersama Pokja Papua terus mengkawal janji Jokowi ini mengungkapkan, "Pasar inidilengkapi fasilitas pembinaan pedagang selain sebagai tempat jual beli.Kami mencatat sudah 270 mama Papua yang kami latih dalam berdagang."