Semburat jingga di ufuk timur tak penuh ronanya. Semalam hujan deras mengguyur kota. Paginya menyisakan arakan awan di bianglala, menutup aura sang Raja Siang yang sejak pagi datang dengan sengatan teriknya. Meski begitu pagi diPantaiLebo, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah tetaplah menyenangkan dan menenteramkan hati. Sungguh tempat yang tenang untuk merawat rindu.

Parigi Moutong adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Donggala. Tak lebih dua jam jaraknya dari Palu, Ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah. Tidak kurang 472 kilometer panjang pantainya. Dikali dengan 4 mil garis pantainya, maka wilayah laut kabupaten ini tidak kurang 16 ribu kilometer persegi. Ini merupakan bagian dari Teluk Tomini. Jumlah itu lebih luas dari daratannya yang cuma 6 ribu kilometer persegi. Maka tak usah heran bila melintasi wilayah kabupaten ini dari selatan hingga utara panorama pantainya indah menjerat mata.

Salah satunya adalahPantaiLebo, Parigi. Berada tepat di lintas Jalan Trans Sulawesi membuatnya mudah dicapai.

Minggu, 23 April 2017, saya berkesempatan menghirup udara pagipantaiyang menenteramkan dan menyenangkan itu. Berenang jadi pilihan paling masuk akal dan menyehatkan. Air lautnya jernih dan hangat. Pasirnya pun bersih. Sesuatu yang benar-benar mampu mengusir kepenatan.

Tentu mengabadikan waktu demi waktu sampai sang Mentari naik sepenggalah di bianglala adalah keharusan. Nikon D90 yang saya punyai cukuplah jadi senjata. Sebagian bukti kebesaran Yang Maha Kuasa itu bisakamu saksikan di sini. Lihatlah sendiri panorama indah pantainya dan nelayan yang tengah melaut lagi.

Ridwan Adnan Bua, seorang wargaLebo berujar pada saya, "Potensi wisata laut diLebojuga kuliner tradisionalnya pasti mampu menarik hati untuk datang berkunjung ke sini. Itu yang kita harus kelola dengan sebaik-baiknya."

Ya, saya sepakat dengan dia. Dan saat sudah tiba diPantaiLebo, saya yakin kamu pun akan mengiyakannya.